detikcom merangkum fakta-fakta terkait keberadaan TKA dari Negeri Tirai Bambu di proyek yang targetnya rampung tahun 2022 tersebut. Fakta yang pertama, meskipun ada 2.000 pekerja China, jumlah tenaga kerja Indonesia di proyek tersebut tetap memegang porsi paling besar.
"Ada 2 ribu (pekerja China) sementara tenaga kerja kita ada 10 ribu. Totalnya 12 ribu, 10 ribu dari tenaga kerja Indonesia, kemudian 2 ribunya dari tenaga kerja China, TKA dari China," kita dia saat berkunjung ke lokasi proyek di kawasan Halim, Jakarta Timur, Senin (27/7/2020).
Fakta kedua, Ida memastikan bahwa TKA China di proyek tersebut merupakan tenaga kerja dengan skill atau keterampilan tinggi. Penggunaan mereka sudah sesuai Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diajukan ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) oleh pihak kontraktor.
"Meskipun di lapangan itu membutuhkan keahlian tertentu. Ini kan proyek baru yang pertama kali dikerjakan di Indonesia. Meskipun itu pekerjaan lapangan tapi itu membutuhkan keahlian tertentu. Ini adalah proyek baru. Kereta cepat ini belum pernah dilakukan (dibangun di Indonesia)," sebutnya.
Lalu fakta ketiga, pekerja China ini akan kembali ke negaranya setelah ada transfer of knowledge atau transfer pengetahuan telah dilakukan, artinya sumber daya manusia (SDM) Indonesia sudah memiliki keahlian mengoperasikan kereta cepat.
"Memang karena semuanya manual book, semua peralatannya direction-nya itu dari China, memang kehadiran TKA China di sini dibutuhkan. Tapi harus sekali lagi tahapan transfer of knowledge-nya, setelah proyek berjalan, terjadi transfer of knowledge maka mereka akan kembali ke negaranya," tambah Ida.(dtk)