GELORA.CO - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku pernah mendapat ancaman pembunuhan sejak 2014 lalu.
Namun, Yunarto Wijaya menyebut ancaman pembunuhan paling parah dialaminya pada 2019, seusai pengumuman pemenang Pilpres 2019.
Yunarto menyatakan pernah ditabrak truk saat sedang mengendarai mobil.
Bahkan, hal itu disebutnya belum pernah disampaikan di depan awak media.
Pengakuan tersebut disampaikannya melalui kanal Robert Harianto, Jumat (8/5/2020.
"Sempat 2014 itu sudah mulai (ada ancaman), tapi puncaknya itu 2017, jauh lebih kacau. 2019 puncaknya lo tahu lah sampai gue diancam dibunuh," kata Yunarto.
"Sebenarnya enggak sebatas apa yang dikeluarin berita ya, ini gue belum pernah buka di media."
Yunarto mengatakan, sejak 2014 ia tak pernah mengetahui nyawanya benar-benar menjadi incaran pihak tertentu.
Ia mengaku, ancaman paling parah dialaminya mendekati saat kerusuhan menentang keputusan hasil Pilpres 2019 pada 21-22 Mei 2019 lalu.
"Ada momen ketika dari 1 Mei (2019) itu gue udah dijagain sama anti-teror dari Polri," ucap Yunarto.
"Gue sendiri baru tahu cerita detail gue pengin dibunuhnya itu 23 Mei (2019) pagi, setelah 22 Mei (2019) ditangkap beberapa pelaku kerusuhan."
Lebih lanjut, Yunarto menyebut saat itulah dirinya menyadari bahwa dirinya benar-benar mengalami ancaman yang serius.
Pasalnya, sebelumnya menurut Yunarto kepolisian tak menceritakan betul ancaman yang diarahkan kepadanya selama ini.
"Kita tahu 21-22 Mei (2019) ada kerusuhan di Sudirman, tanda kutip ya lempar-lemparan segala macam."
"Sudah ditangkap orang-orangnya, gue baru tahu ternyata seserius itu. Tadinya pihak Polri itu terbukanya setengah doang karena mungkin gue juga panik dan segala macam."
Yunarto menyatakan, pernah ditabrak sebuah truk saat tengah mengendarai mobil.
Meskipun sudah mendapat penjagaan dari kepolisian, Yunarto tetap tak bisa luput dari ancaman.
"Pada tanggal 18 Mei (2019) kalau enggak salah, gue sempat mengalami kejadian, walaupun waktu itu sudah dijaga," kata Yunarto.
"Gue sempat mengalami kecelakaan tunggal di tol dalam kota, gue naik mobil sendiri pengin acara bukber. Saat itu tiba-tiba dihajar sama truk, dan dia kabur."
Ia menyatakan, kejadian itu terjadi saat melintasi tol dalam kota.
Saat tengah menyetir, mobil Yunarto tiba-tiba ditabrak sebuah truk.
Beruntung, Yunarto masih bisa menyelamatkan nyawanya.
"Truknya di depan, gue baru masuk nih tol, ada truk dan gue sebelah kiri, gue di tengah kan tiga jalur," kata dia.
"Tiba-tiba truknya oleng, gue rem jadi ngehajar sisi kiri mesin gue, pas gue rem kenceng kapnya sampai ngangkat. Dan di situ gue sadar kalau gue paksa rem enggak banting setir, gue habis. Jadi banting setir nekat, berharap di kanan kosong."
"Karena hari minggu kosong (lalu lintas), akinya mental, truknya kabur. Saat itu enggak sadar, cuma sadar kecelakaan biasa." (*)