GELORA.CO – Tokoh Muhammadiyah, Ustaz Fahmi Salim (UFS) berpandangan sangat berbahaya apabila Pancasila diperas menjadi Trisila bahkan Ekasila, yaitu gotong royong. Sebab, menurut UFS, makna gotong-royong sangat luas.
“Pancasila mau disederhanakan menjadi Ekasila gotong-royong, eh nanti dulu, dalam Al-quran dikatakan, tolong menolonglah atau gotong-royonglah dalam ketaatan dan ketakwaan, tetapi jangan gotong-royong dalam maksiat,” kata UFS, Jumat (26/6).
Menurut dia, makan gotong-royong ada dua pengertian, ada gotong-royong dalam arti baik dan dalam makna kejahatan. Bisa saja koruptor, membunuh, merampok, menggarong keuangan negara, menggarong BUMN, disematkan kepada gotong-royong dalam makna destruktif.
“Naudzubillah min dzalik, kita tidak ingin Pancasila diperas menjadi Ekasila, ada apa dengan RUU HIP? Dimana Ketuhanan Yang Maha Esa? Tidak ada tawar menawar, tidak ada Ketuhanan Yang Berkebudayaan, tidak ada Ketuhanan Yang Berkebudayaan Arab dan sebagainya,” kata UFS.
Ia mengingatkan fraksi-fraksi DPR untuk tidak menutup diri dan tidak menyampaikan hal yang sebenarnya kepada publik, karena publik sudah mengetahui siapa saja fraksi yang tanda tangan dan setuju pembahasan RUU HIP dilanjutkan. UFS menyebut hal ini sebagai penghianatan kepada umat Islam dan bapak-bapak pendiri bangsa.
“Kepada umat Islam, jangan bersedih, jangan lemah, kita harus menegakan kalimat Allah di bumi pertiwi ini,” ujarnya.
Menurut dia, Pancasila yang ada saat ini merupakan kesepakatan panjang dan kerelaan umat Islam atas tujuh kata yang dihilangkan dari Piagam Jakarta. Umat Islam tidak akan rela dan diam apabila ada pihak yang ingin mereduksi Pancasila.
“Siapapun bisa bergotong-royong, maling pun bisa bergotong-royong. Muhammadiyah mengatakan negara ini adalah darul ahdi wa syahadah, NU mengatakan dasar negara adalah mitsaqan ghaliza, maka kembalikan Pancasila kepada nilai-nilak bangsa, tanpa umat Islam Pancasila tidak akan bisa diwujudkan,” katanya. []