GELORA.CO - Beberapa hari belakangan ini Arief Poyuono dan pernyatannya yang mengatakan bahwa isu kebangkitan PKI “dimainkan” oleh kadrun ramai dibicarakan masyarakat.
Partai Gerindra juga “kena getahnya” karena Arief Poyuono selain aktif di dunia kaum pekerja juga menjadi Wakil Ketua Umum di partai besutan Prabowo Subianto itu.
Kadrun atau “kadal gurun” adalah istilah yang umum digunakan di tengah masyarakat merujuk pada salah satu kelompok. Biasanya, kadrun dihadap-hadapkan dengan istilah lain, seperti cebong atau bani serbet yang juga ditujukan pada salah satu kelompok.
Pernyataan Arief Poyuono itu dipandang membuat seolah-olah Partai Gerindra tidak mempersoalkan kehadiran paham komunisme dan kebangkitan PKI. Di sisi lain juga dianggap menyinggung “kelompok kadrun” yang dalam pilpres lalu memberikan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto sendiri setelah kalah dalam pilpres memilih bergabung dalam pemerintahan Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan. Itu membuat hubungan Prabowo dengan kelompok yang pernah mendukungnya sedikit bermasalah.
Kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Jumat, 19/6), Arief Poyuono mengatakan, pernyataan yang disampaikannya itu bukan untuk mengadu domba masyarakat. Justru, sebut Arief Poyuono, dirinya ingin meluruskan persoalan.
“Saya kalau bicara pakai fakta, bukan menghayal. PKI itu partai yang ideologinya sudan dilarang dari jaman rikiplik (Orde Baru), dan ada Tap MPR yang melarang tegas,” ujarnya.
Anggota masyarakat yang menganut ideologi komunisme dan mendirikan partai berhaluan komunisme pasti akan diproses secara hukum oleh aparat.
“Nah, sudah ada belum yang ditangkap aparat hukum selama ini akibat menganut paham komunisme? Buktikan dan tunjukkan kalau ada,” kata dia.
Karena itulah, Arief Poyuono percaya 1.000 persen, bahwa isu kebangkitan PKI adalah buatan para kadrun yang banyak bersembunyi di partai yang eksis saat ini.
“Saya dapat info, isu kebangkitan PKI di masa Covid-19 tujuannya cuma satu, yaitu ingin memakzulkan pemerintahan Jokowi yang sah dengan membuat kacau di masyarakat,” sambungnya lagi.
Isu kebangkitan PKI, kata Arief Poyuono lagi, biasanya muncul sekitar bulan September.
“Kok sekarang muncul saat Pak Joko Widodo dan PDIP serta Golkar lagi kerja keras menangani dampak Covid terhadap perekonomian kita dan kesejahteraan masyarakat?” tanya dia.
Dengan demikian, Arief Poyuono berani menyimpulkan bahwa isu kebangkitan PKI dan komunisme memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk mendiskreditkan PDI Perjuangan.
“Sasaran tembaknya itu Mbak Ribka Ciptaning dan Pak Jokowi, yang kedua tokoh ini sudah seperti kakak saya sendiri,” tegas Arief Poyuono.[rmol]