GELORA.CO -Sejumlah negara serta ulama dan cendikiawan Muslim mendukung keputusan pelaksanaan ibadah haji 1441 Hijriah atau tahun 2020 dengan jemaah terbatas.
Dukungan tersebut datang dari sejumlah pihak seperti Uni Emirat Arab (UEA), Menteri Wakaf dan Al Azhar Mesir, Kementerian Hukum Bahrain, Duta Besar Djibouti untuk Saudi, perkumpulan perusahaan wisata Mesir, komite fatwa Mesir, dan parlemen Saudi.
Pemerintah Emirat (UEA) pun menetapkan pada tahun ini mereka tidak berpartisipasi dalam perjalanan ibadah haji. Kantor Urusan Haji UEA (HAO) membuat keputusan tersebut setelah berkonsultasi dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
"Keputusan Kerajaan didasari oleh langkah-langkah pencegahan untuk menahan penyebaran pandemik dan untuk melindungi semua warga dari risiko. Ini sudah sesuai dengan ajaran Islam dalam menjaga kehidupan, untuk menghindari wabah," kata HAO dalam sebuah pernyataan, dikutip The National, Selasa (23/6)
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Liga dan Ketua Asosiasi Cendekiawan Muslim Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa juga telah mengatakan dukungannya dan bahwa keadaan darurat pandemik virus Corona merupakan kasus yang luar biasa, syariah harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan untuk menjaga keamanan para jemaah, dikutip dari Saudi Press Agency, Senin (22/6).
Cendekiawan menegaskan perlunya tindakan pencegahan penularan Covid-19, mengingat pandemi masih mengkhawatirkan.
Haramain Sharifain, Ketua Presiden Umum Dua Masjid dan Urusan Masjid Nabi Abdul Rahman As Sudais juga mengungkapkan dukungannya.
"Keputusan Kementerian Haji dan Umrah untuk melaksanakan haji tahun ini dengan jumlah jemaah terbatas adalah kewajiban untuk melindungi kehidupan dan keselamatan para muslim," katanya.
Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan membuka ibadah haji 1441 Hijriah/2020 dengan jumlah jemaah sangat terbatas. Jemaah yang diperbolehkan melaksanakan haji hanya yang sudah berada di Arab Saudi, termasuk WNA.
Keputusan ini untuk memastikan haji dilakukan dengan aman dari perspektif kesehatan dengan menerapkan protokol pencegahan dan social distancing untuk melindungi jemaah layaknya Islam melindungi keselamatan manusia," seperti dikutip dari pengumuman resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. (Rmol)