GELORA.CO -Ajakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian agar rakyat tidak memilih calon kepala daerah petahana yang tidak maksimal dalam menangani virus corona dinilai kurang tepat.
Dalam sebuah pernyataannya, Tito memprediksi ada 220 calon petahana yang kembali maju di Pilkada Serentak 2020. Di mana pilkada itu akan digelar di 270 daerah.
Dia mengajak masyarakat untuk tidak memilih lagi kepala daerah yang gagal menangani corona.
"Kepala daerahnya tidak efektif menangani Covid-19, ya jangan dipilih lagi, karena rakyat membutuhkan kepala daerah yang efektif bisa menangani persoalan Covid-19 di daerah masing-masing berikut dampak sosial ekonominya," katanya di Gedung Kemendagri, Jakarta, Senin (22/6).
Staf Pribadi Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Ossy Dermawan menilai pernyataan mantan Kapolri itu kurang tepat.
Tito, katanya, seolah menempatkan permasalagan Covid-19 sebatas permasalahan daerah.
“Seharusnya pemerintah pusatnya-lah yang menjadi kunci & “leading element” dalam penyelesaian Covid-19,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (23/4).
Kepala Badan Komunikasi dan Strategi DPP Partai Demokrat ini mengurai bahwa masalah corona memiliki skala dan magnitude masalah yang sangat besar. Sehingga pusat menjadi kendalinya.
Artinya, jika ada daerah yang gagal, maka kegagalan itu bersumber dari pusat.
“Ingat, kegagalan daerah mungkin bersumber daru kegagalan pusat,” tutupnya. (Rmol)