GELORA.CO - Beberapa waktu lalu beredar rekaman video pidato seorang pendeta asal Indonesia, Oscar Suryadi, dalam sebuah demonstrasi antirasialisme di Amerika Serikat (AS). Ia memberikan semangat dan pesan-pesan kepada para demonstran yang berkumpul di Pioneer Square pusat kota Portland.
Pesan-pesannya mendapat sambutan baik dari para demonstran yang kemudian berdoa bersamanya dan sempat viral di berbagai media sosial. Namun, banyak juga yang mengecam isi pidatonya karena ada kalimat-kalimat yang menjelekkan Indonesia terkait diskriminasi.
Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, juga merespon pidato Oscar. Lewat serangkaian Tweetnya, Shamsi menyayangkan sikap Oscar yang malah membuat Indonesia tercoreng di negara luar.
"Banyak di antara kita tidak sadar, ketika Oscar mengatakan: Fleeing Indonesia (melarikan diri dari Indonesia), itu ungkapan yang jahat. Itu sama orang Bosnia “fleeing” (lari) dari Bosnia karena kejahatan Kristen Serbia.
Itu sesungguhnya cukup bagi orang Indonesia tersinggung!' salah satu tweet yang dipostingnya pada Kamis lalu.
Imam Shamsi menilai Oscar terlalu menuduh Indonesia sebagai negara yang tidak toleran.
"Saya muak dengan tuduhan-tuduhan itu dan terlalu banyak kemunafikan di balik semuanya," kata Imam Shamsi.
Dalam pidatonya, Oscar menyebut satu per satu kasus intoleran kepada kaum Kristiani. Menurut Imam Shamsi, mestinya Oscar juga mengakui ada kasus intoleran yang sama yang mnimpa kaum Islam.
Imam Shamsi pun mengungkapkan, ia pernah mengkritik Malaysia ketika melarang warga Kristen di sana memakai kata Allah sebagai Tuhan mereka. Namun, ia juga mengkritik Ketua Muhammadiyah Sumatra Barat (Sumbar) yang menyampaikan ingin melarang terjemahan Injil ke bahasa lokal.
"Tapi, ketika saya mengkritik Oscar, yang konon kabarnya adik dari seorang pengusaha besar di Indonesia, Anda semua menggonggong? Itulah kemunafikan! Kemunafikan nyata," kata Imam Shamsi.
"Intinya kejujuran, bukan kemunaifkan. Kebenaran dan keadilan, bukan golongan dan pengelompokan. Anda berani membela hak, akui juga hak orang lain. Anda berani membela hak, ketahuilah orang lain juga punya hak yang sama. Toleransi oleh semua dan untuk semua," ujar Imam Shamsi.
Dalam tweet lainnya, Imam Shamsi mengunggah cuplikan berita terkait pidato Oscar, dengan menuliskan tweet: "Mengaku menyerukan perdamaian dengan memburuk-burukkan Indonesia? Di US diskriminasi kepada warga hitam bersifat sistim. Apakah negara/sistim diskriminatif ke minoritas di Indonesia?"
Imam Shamsi berharap Oscar lebih jujur lagi ketika menyampaikan pandangannya terkait toleransi di Indonesia.
"Pendeta Oscar Suryadi dari Portland. Semoga KJRI LA atau San Fransisco bisa meminta keterangan dari dia, kalau dia warga negara harusnya ditegur. Benarkah warga Kristen di Indonesia diperlakukan buruk oleh penguasa atau negara seperti warga hitam di US?" (Rmol)