GELORA.CO - Undangan untuk diskusi tatap muka dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP)dipenuhi oleh dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Djamester Simarmata pada Kamis (11/6).
Keduanya bertemu di Kantor Kemenko Marves, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pukul 09.30. Pertemuan berlangsung senyap dan singkat.
Djamester Simarmata mengaku berdiskusi langsung dengan Menko Luhut secara tertutup dan keduanya sepakat tidak ingin mengumbar diskusi ke publik.
Dalam diskusi yang berlangsung sekitar satu jam itu, keduanya mencapai kata sepakat untuk memajukan bangsa.
Djamester lantas berkomentar di akun Twitternya. Dia menegaskan bahwa diskusi ilmiah tidak harus terbuka.
“Diskusi ilmiah tidak harus terbuka, terminologi juga tidak dimengerti umum. Dalam situasi saat ini yang sangat ribut sperti ini, perlu tenang, ilmiah itu perlu begitu!” ujarnya.
Pernyataan ini lantas dikomentari oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu. Dia menyebut bahwa apa yang dilakukan Djamester sebenarnya bukan diskusi ilmiah.
Dengan melihat durasi dan pertemuan yang tertutup, Said Didu menilai bahwa Djamester datang Kemenko Marves untuk memberi masukan secara ilmiah.
“Kalau ini mungkin maksudnya memberikan masukan secara ilmiah,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi.
Sebab jika yang dilakukan adalah diskusi ilmiah, maka kebenaran ilmiah wajib untuk diperdebatkan secara tajam hingga menemukan sebuah kebenaran.
“Kebenaran ilmiah harus diperdebatkan secara tajam untuk menemukan kebenaran. Kalau diskusi diam-diam itu namanya mencari kesepakatan,” demikian Said Didu. (*)