GELORA.CO -APBN 2020 mengalami defisit atau tekor akibat sentimen negatif pandemik virus corona baru (Covid-19) akan menjadi menjadi beban pemerintah hingga 10 tahun yang akan datang.
Defisit anggaran APBN 2020 melebar ke angka 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Ekonom senior Dradjad H Wibowo memprediksi beban tersebut tidak hanya membuat tekor hingga 10 tahun melainkan 50 tahun lantaran pemerintah mengambil utang yang cukup besar untuk menambal kebocoran ekonomi.
Menurutnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak bisa seenaknya mengatakan seakan beban tersebut menjadi tanggungan pemerintah semata tapi anak cucu ratusan juta rakyat Indonesia terbebani oleh utang negara akibat pengelolaan ekonomi yang tidak benar.
“Saya tidak tahu apakah para pejabat sekarang ini dan saya masih hidup saat itu. Yang jelas anak-anak saya, dan cucu saya harus ikut membayarnya. Nanti saat cucu saya punya cucu, mungkin baru RI 2070 lunas,” ujar Dradjad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/6).
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini berpendapat, pemerintah harus memikirkan cara agar dapat menuntaskan utang negara sebelum masa pemerintahan periode ini berakhir. Agar tidak menjadi warisan pahit pemerintah selajnutnya.
terkait utang negara yang diprediksi baru akan lunas 50 tahun, Dradjad Ini yang sering disebut isu keadilan antar generasi. Generasi sekarang tidak bisa seenaknya berutang dan mengambil paksa hak ekonomi generasi mendatang,” tutupnya.mengatakan, generasi saat ini tidak boleh main-main dengan utang lantaran akan menjadi beban pada generasi di masa yang datang.
Ini yang sering disebut isu keadilan antar generasi. Generasi sekarang tidak bisa seenaknya berutang dan mengambil paksa hak ekonomi generasi mendatang,” tutupnya.(rmol)