Penyerang Novel Dituntut 1 Tahun, KontraS Sebut Hukum Diskriminatif

Penyerang Novel Dituntut 1 Tahun, KontraS Sebut Hukum Diskriminatif

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyesalkan tuntutan ringan kepada 2 penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. KontraS menilai hukum semakin kehilangan taringnya.

“Jika praktik-praktik penegakan hukum seperti kasus ini terus terjadi, hukum menjadi tergadai,” kata Koordinator KontraS Yati Andriyani kepada wartawan, Jumat (12/6).

Yati menyampaikan, dengan peradilan seperti ini, akan menjadi pola bagi penegak hukum untuk melindungi pelaku kejahatan dengan tuntutan rendah. Sedangkan bisa pula menjadi pola menutup pengungkapan kejahatan secara menyeluruh. Karena tidak dibongkarnya konspirasi kejahatan.

“Hukum menjadi tebang pilih dan diskriminatif karena tidak mampu melindungi dan memberikan keadilan bagi masyarakat atau orang-orang yang membela kepentingan publik,” jelasnya.

Sebelumnya Jaksa menuntut dua terdakwa penyiram air keras Novel Baswedan, dengan hukum 1 tahun penjara. Keduanya dinilai terbukti melakukan penganiayaan berat terhadap Novel.

“Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir dengan hukuman pidana selama satu tahun,” kata Jaksa Fedrik Adhar membacakan surat tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (11/6).

Dalam pertimbangan Jaksa, hal yang memberatkan Ronny dinilai telah mencederai institusi Polri. Sedangkan hal yang meringankan, keduanya berlaku sopan selama persidangan dan mengabdi di institusi polri. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita