GELORA.CO -Dalam bentrokan tentara India dan China yang terjadi di perbatasan di Ladakh, kawasan pegunungan Himalaya, dilaporkan ada banyak korban dari kedua belah pihak. Sedikitnya 20 tentara tewas dan belasan lainnya luka-luka dalam bentrokan tanpa senjata api itu.
China dan India memiliki persenjataan yang cukup canggih. Kedua negara juga memiliki senjata nuklir. Kedua negara juga sering terlibat konflik di perbatasan yang sulit untuk diselesaikan. Namun, bentrokan yang terjadi di perbatasan tidak pernah menggunakan senjata-senjata itu.
Ladakh, lokasi konflik, berada di kawasan Kashmir, daerah yang menjadi rebutan sejak pemisahan kawasan India di tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Partition".
Tidak ada batas jelas yang disepakati oleh kedua negara di sepanjang pegunungan Himalaya tersebut, hanya ada kesepakatan tidak mengikat mengenai perbatasan sepanjang 3.380 km yang dikenal dengan nama 'Line of Actual Control' (LAC).
Seringnya terjadi bentrokan membuat mereka akhirnya menandatangani perjanjian damai 'Line of Actual Control' (LAC) pada 1996, yang isinya menyebutkan kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter dalam konflik perbatasan, seperti dikutip dari ABC.
Maka, sesuai dengan kesepakatan tersebut, menurut analisis para pakar, tentara dari kedua negara setiap kali bertikai tidak menggunakan senjata api, melainkan menggunakan senjata lain. Seperti batu, kayu yang dipasang paku atau kawat berduri.
Dalam bentrokan yang terjadi baru-baru ini, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.
"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/6).
Bentrokan yang terjadi pada Senin (15/6) itu dipicu oleh dugaan militer India melewat garis perbatasan LAC, memicu kemarahan yang sudah ada sejak awal Mei, ketika ratusan tentara saling berhadapan di tiga lokasi dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
Ditambah lagi dengan kemarahan China karena India membangun jalan ke sebuah landasan udara di Galwan. Pembangunan jalan tersebut dalam pandangan Beijing bisa memperkuat kemampuan militer India bila terjadi konflik. (Rmol)