GELORA.CO - Kebijakan pemerintah mendorong hilirisasi akan mendorong investasi ke dalam negeri. Investasi tersebut akan menciptakan lapangan kerja.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, memang investasi yang masuk juga mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA). Meski demikian, TKA itu akan berkurang dengan adanya politeknik.
Hal itu sebagaimana terjadi Morowali, di mana terdapat sekitar 5.000 TKA. Angka itu bakal berkurang karena di sana terdapat politeknik yang mendidik putra-putri Indonesia dan kemudian menggantikan pekerja asing itu.
"Saya dikoreksi Morowali sekarang 45 ribu orang, dengan TKA 5.000 jadi ya memang tidak bisa kita dihindari, kita harus pakai TKA dulu karena mereka yang paham teknologi ini. Karena teknologi yang ada pengamat bilang teknologi tahun 60, teknologi yang masih sangat tidak ramah lingkungan," ujarnya dalam webinar, Selasa (2/6/2020).
"Investasi di situ tanpa lithium baterai sampai tahun 2024 itu itu kira-kira US$ 31 miliar dan ekspor dari sana itu kira-kira dekat US$ 30 miliar, ekspor terbesar kita nanti," katanya.
Kemudian, Weda Bay juga menciptakan lapangan kerja yang besar di sana. Menurut Luhut, jika smelter jadi dibangun di sana akan menciptakan 30 ribu lapangan pekerjaan.
"Weda Bay di Halmahera setengah dari Morowali kalau jadi masuk smelter dari copper di sana angkanya bisa menjadi 30 ribu juga makanya kita ingin bangun politeknik juga di sana," ujarnya.
Kemudian, lapangan kerja yang diciptakan di Konawe sekitar 10 ribu hingga 11 ribu. Lanjut Luhut, jika ditotal maka ada sekitar 100 ribu lapangan kerja sampai tahun 2024.
"Jadi saya pikir sampai tahun 2024 angka kerja ini mungkin sampai ke 100 ribu lebih orang, kita belum bicara kepada multiplier effectnya," jelasnya. (*)