KSAU Kulit Hitam Pilihan Trump yang Tengah Ramai Dikecam

KSAU Kulit Hitam Pilihan Trump yang Tengah Ramai Dikecam

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Situasi di Amerika Serikat (AS) saat ini sedang memanas akibat demonstrasi anti-rasialisme yang dipicu kematian George Floyd. Pada saat situasi tengah memanas, Senat AS justru menyetujui jenderal kulit hitam, Charles Brown, yang ditunjuk Presiden Donald Trump untuk menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).
Jenderal Brown resmi mencetak sejarah sebagai orang kulit hitam pertama yang menjadi KSAU di AS. Pengumuman penunjukan Jenderal Brown sebagai KSAU yang baru disampaikan oleh Trump melalui akun Twitternya.

Senat AS menyetujui penunjukan Jenderal Brown menjadi KSAU AS dalam voting dengan hasil 98-0. Trump menyebut keputusan ini sebagai hari bersejarah di AS.

"Keputusan saya untuk menunjuk @usairforce Jenderal Charles Brown sebagai kepala militer keturunan Afrika-Amerika pertama di Amerika Serikat, sekarang telah disetujui oleh Senat. Hari bersejarah bagi Amerika! Bersemangat untuk bekerja lebih dekat dengan Jenderal Brown, yang adalah Patriot dan Pemimpin Besar!" tulis Trump dalam cuitannya, Rabu (10/6/2020).


Seperti dilansir dari ABC News, Rabu (10/6), Brown adalah seorang jenderal bintang empat. Dia adalah mantan pilot tempur yang telah bertugas di Angkatan Udara selama 36 tahun.

Jenderal Brown saat ini memimpin Pasukan Angkatan Udara Pasifik. Dia mengomandoi sekitar 46.000 pilot, yang ditugaskan terutama ke Korea Selatan, Jepang, Guam, Hawaii, dan Alaska.

Pencalonan Brown disodorkan Trump sebelum kasus George Floyd terjadi, tepatnya pada 2 Maret 2020. Namun, pemilihannya tertunda karena Senator Republik dan Sullivan dari Alaska berusaha menggunakan kekuasaan legislatif pada pencalonan itu.

Penunjukan Brown ini disetujui Senat ketika AS sedang dilanda demonstrasi anti-rasialisme. Demonstrasi ini dipicu oleh kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang dibunuh oleh seorang oknum polisi Minneapolis.

Sikap Trump dalam menangani kasus George Floyd juga menuai kritik. Trump dituduh melindungi kebrutalan polisi dan abai dengan kasus rasialisme George Floyd.

Seperti dilansir AFP, Rabu (10/6) para politikus, aktivis hak-hak sipil, dan selebritas bergabung dalam berbagi kenangan tentang Floyd yang mereka sebut 'raksasa lembut' setelah peti matinya yang berlapis emas dibawa ke tempat suci oleh enam pengusung bermasker, ketika barisan petugas polisi berdiri memberi hormat.

Pemimpin hak-hak sipil Al Sharpton dalam acara yang digelar pada Selasa (9/6) itu, menyampaikan pidato yang sengit, diselingi oleh chord yang dalam dari organ gereja, di mana ia menuduh Presiden Donald Trump menunjukkan ketidakpedulian atas kematian Floyd dan berbicara soal impunitas polisi.

"Kami memerangi kejahatan di tempat-tempat tinggi!" kata Sharpton. Dia bergemuruh ketika mengucapkan kalimat itu berulang-ulang sembari menuduh Trump "merencanakan cara Anda membalikkan cerita daripada bagaimana Anda bisa mencapai keadilan."

"Anda duduk sekarang mencoba mencari tahu bagaimana Anda akan menghentikan protes, daripada bagaimana Anda akan menghentikan kebrutalan (polisi)," katanya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita