GELORA.CO - Selama bertahun-tahun, Cina berinvestasi di sejumlah universitas Amerika Serikat dalam berbagai cara. Investaas berupa sumbangan jutaan dolar, berkolaborasi dengan akademisi, dan mendirikan pusat-pusat kebudayaan.
Para ahli mengungkapkan bahwa setiap taktik itu adalah bagian dari strategi yang lebih luas oleh pemerintah Cina untuk bersaing dengan Amerika Serikat (AS). Para ahli menilia Cina berusaha membeli pengaruh dan melakukan spionase di universitas tersebut.
Banyak kontribusi Cina berasal dari donor anonim, praktik yang menurut para ahli adalah taktik mudah yang memungkinkan Beijing menembus sistem pendidikan Amerika. Masalah pengaruh Cina di kampus-kampus Amerika melalui investasi sangat mengkhawatirkan, terutama karena kurangnya transparansi.
Untungnya, pemerintah AS meningkatkan pengawasannya terhadap kegiatan Cina di universitas-universitas Amerika. Hasil dari upaya berkelanjutan pemerintahan Trump sangat penting dan meresahkan, mengungkap kampanye jahat oleh Partai Komunis Tiongkok. Lebih buruk lagi, rakyat Amerika hanya tahu sedikit tentang apa yang dilakukan Cina.
Salah satu sekolah yang paling ditargetkan oleh Cina adalah Harvard. Universitas elit itu telah menerima puluhan juta dolar dari Cina dalam kontrak ataupun hadiah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Januari, Departemen Kehakiman mengumumkan bahwa Dr Charles Lieber, ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia di Harvard, ditangkap dan didakwa dengan tuduhan membuat pernyataan yang salah secara materi, fiktif, dan curang, tentang keterlibatannya dengan pemerintah Cina.
Dilansir dari laman Fox News, baru-baru tim di Departemen Pendidikan yang berfokus pada masalah-masalah ini, merasa dengan keengganan sejumlah universitas untuk memberikan informasi tentang siapa yang memberi mereka uang. Sebuah ketentuan dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi mengharuskan universitas untuk melaporkan kepada publik ketika mereka menerima lebih dari 250.000 AS dolar atau sekitar Rp3,5 miliar dari sumber asing.
Namun pihak universitas ini berjuang untuk menghindari mengikuti hukum, dengan mengatakan informasi tersebut bersifat rahasia dan eksklusif. Salah satu hal yang paling menantang tentang tawaran Cina untuk pengaruh di universitas-universitas Amerika adalah bahwa sebagian besar itu legal.
Beijing melihat di mana ada celah strategis yang perlu diisi, terutama di bidang teknologi. Mereka menemukan seorang akademisi dengan keahlian yang tepat untuk mengisi kesenjangan itu, dan menawarkan kepadanya banyak uang untuk berkolaborasi pada suatu proyek.
Sementara setiap institusi di Tiongkok pada akhirnya dikendalikan oleh Partai Komunis, jadi keahlian apa pun yang diberikan profesor itu di laboratorium universitas Amerika, pasti akan diserahkan ke pemerintah Cina.
Strategi Cina sederhana, efektif dan berbahaya. Dan Partai Komunis menerapkannya di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat. []