GELORA.CO - Tokoh senior DR. Rizal Ramli memiliki cara tersendiri untuk menangani para BuzzerRp sebutan bagi influencer atau pendengung di sosial media yang dibayar untuk menjelek-jelekan seseorang.
BuzzerRp lebih spesifik disematkan kepada pendengung yang kerap menyerang para pengkritik pemerintah. Tapi serangan itu bukan mengarah pada substansi kritik, melainkan pada pribadi pengkritik.
Awalnya, Rizal Ramli dalam akun Twitter pribadinya mengomentari tulisan wartawan senior Arief Gunawan yang berjudul “Ketidakadilan Di Amerika Juga Terjadi Di Tengah Kita”.
Menurut Rizal, ketidakadilan itu muncul lantaran masih tumbuh suburnya BuzzerRp yang mencari nafkah dengan melakukan provokasi, namun nihil dari penindakan hukum.
“Perlakuan tidak adil, provokasi para BuzzeRp yang mencari nafkah dengan opini bermuatan rasisme, memfitnah, membunuh karakter tokoh, dan melakukan ujaran kebencian lainnya, adalah sangat berbahaya dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa, toleransi,” kata Rizal.
Kemudian, cuitan itu mendapat tanggapan dari salah satu akun bernama @ferly_norman.
“Kalau Bang RR jadi RI 1, ini BuzzerRp enaknya diapain ya?” tanyanya.
Seperti biasa, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu memberi jawaban simpel dan mengena. Intinya dia ingin memastikan demokrasi di Indonesia tidak tercemar sampah.
“Pertanyaan menarik. Kita training fisik 2 bulan, kita kirim jadi transmigran tanpa akses internet supaya tidak terus jadi sampah demokrasi,” jawab Rizal Ramli. (*)