GELORA.CO - Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut defisit keuangan negara akan lebih dari seribu triliun seperti menjadi kenyataan.
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule baru saja mengunggah bocoran bahan rapat kerja DPR dengan pemerintah bertuliskan “Rincian Outlook Pembiayaan Utang 2020”.
Iwan Sumule merasa heran setelah membandingkan bahan raker tanggal 2 Juni 2020 itu dengan tanggal 26 Mei 2020, tepat saat raket ditunda.
Dalam bahan raker 26 Mei tertera kebutuhan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Juni hingga Desember 2020 sebesar Rp 990,1 triliun. Sedang pada 2 Juni jumlahnya meningkat menjadi Rp 1.002 trliun.
“Bocoran bahan raker DPR dan pemerintah. Ditunda 1 minggu, selisih defisit berubah, bertambah Rp 11,9 triliun,” ujarnya kepada redaksi, Selasa (2/6).
“Benar Menkeu Sri Mulyani, jauh hari dia sudah bilang defisit akan seribu triliun lebih,” sindirnya.
Iwan Sumule khawatir penerbitan SBN yang besar itu akan disalahgunakan oleh pihak tertentu. Terlebih, Perppu 1/2020 atau Perppu Corona yang memberi proteksi bagi pengambil kebijakan sudah disahkan menjadi UU.
“Indikasi berpotensi terjadi garong uang negara secara terencana, terukur, dan sitematis,” tekannya.
Enaknya gunakan uang negara tanpa dihukum. Defisit tinggi pula. Edan!” lanjut ketua DPP Partai Gerindra itu.
Dia juga mewanti-wanti kepada Sri Mulyani agar penerbitan SBN ini tidak mengulang kasus Bank Century. Segenap aktivis ProDEM memastikan akan terus mengawal setiap kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. (Rmol)