GELORA.CO - Nama Tompi menjadi trending topik gara-gara protes soal tagihan listrik.
Tompi protes tagihan listrik lewat akun Twitternya kemarin.
Ada banyak respon dari netizen soal protes Tompi soal tagihan listrik.
Tak sedikit netizen yang masih saja menyangkut-pautkan Tompi dengan Pilpres.
Awalnya Tompi protes tagihan listrik tanpa ada konfirmasi dari PLN.
"TAGIHAN PLN MENGGILA!
Ini dr PLN kagak ada konfirmasi2 main sikat aja," tulis Tompi di akun Twitternya.
Diketahui bersama, sebelum Tompi banyak masyarakat lain yang sudah lebih dulu protes soal tagihan listrik yang membengkak.
Meski begitu, PLN memastikan pihaknya tidak menaikkan tarif listrik secara diam-diam.
Lewat akun Twitternya yang terverifikasi, PLN menanggapi protes Tompi.
PLN meminta Id pelanggan Tompi.
"Mohon maaf atas kendala yang dialami saat ini ya Kak,
agar admin dapat melakukan pengecekan dapat dibantu Id pelanggannya via DM ya.
Trims -Riko" tulis akun PLN.
Tompi menjelaskan tagihan listrik itu bukan di rumahnya, melainkan di kantor.
Padahal menurut Tompi, selama ini kantor tersebut kosong tak pernah dihuni.
"Besok sy kirim ya.
Itu kantor kosong gak dipake krn hampir 3 bulan tutup," kata Tompi membalas PLN.
Tompi kemudian membuat thread, ia menjelaskan rupanya ada tarif minimum yang mesti dibayarkan pelanggan PLN.
Tak ayal, kali ini Tompi mesti membayar sampai Rp 2,1 juta.
"Pada tahu gak , kl PLN itu ternyata : ada tarif minimum yg harus dibayarkan meski gak ada pemakaian ( kecuali sistem prepaid / token isi ulang).
Nah kasus di gw ternyata harus bayar 2.1 jt per bulan meski gak dipake.
Yg disayangkan adalah hal2 bgini “kurang terinfokan “ di awal," tulis Tompi.
Tompi menceritakan ia sudah bertemu dengan petugas PLN.
Pada kasusnya kali ini, kata Tompi, ada kesalahan hitung di tagihan listrik.
Selain salah hitung, kantor kosong Tompi juga diberlakukan taruif minimum yang tetap harus dibayarkan.
"Barusan ketemuan ama petugas lapangan PLN, mrk jelaskan hal2 yg menurut sy di jelaskan diawal berlangganan secara gamlang.
PUBLIK harus tau hak dan kewajibanya.
Sehingga tdk terkesan negatif saat ada kasus salah hitung
Utk kasus sy kmrin : yg satu salah hitung , satunya ternyata Kena minimum bayar 2.1 jt per bulan meski tempat tutup.
Meski ada mekanisme kompensasi, namun selama ini tdk ter informasikan dengan baik.
Sy rasa PLN perlu memperbaiki KOMUNIKASI PUBLIK nya dan lebih lugas / gamblang dalamnpenjelasan," tulis Tompi.
Banyak netizen yang malah meledek Tompi.
Diketahui bersama, saat Pilpres lalu Tompi adalah pendukung Jokowi.
Tak sedikit netizen yang menganggap Tompi protes karena tak dapat jabatan dari Jokowi.
Tompi pun menegaskan jangan mendukung seseorang secara membabi buta.
"Dan aku pun mendadak jadi kampret ...
hanya krn mengkritik yg gak beres. enak juga.
Gini ya, jgn hanya krn kita mendukung seseorang lantas kentut org itu kita klaim wangi surga, eeknya laksana kue coklat ! JANGAN," tulis Tompi. []
Dan aku pun mendadak jadi kampret ... hanya krn mengkritik yg gak beres. enak juga. Gini ya, jgn hanya krn kita mendukung seseorang lantas kentut org itu kita klaim wangi surga, eeknya laksana kue coklat ! JANGAN— dr tompi spBP (@dr_tompi) June 11, 2020