GELORA.CO -Kaum milenial perlu didukung dalam layanan keagamaan. Kekhawatiran tentang adanya kelompok ekstrimisme dari kalangan milenial harus menjadi perhatian pihak terkait.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin meminta jajarannya untuk mengemas program layanan keagamaan bagi kelompok ini juga bagi kelompok menengah perkotaan.
“Ke depan, program dakwah atau layanan keagamaan kita harus menyasar kelas menengah atas perkotaan dan kaum milenial. Ini sangat penting agar semua kalangan masyarakat kita jangkau melalui layanan yang baik dan sesuai kebutuhan”, tegas Kamaruddin saat memberi arahan pada kegiatan Evaluasi Program Ditjen Bimas Islam Semester I Tahun 2020, di Jakarta, Jumat (19/06), dikutip dari laman resmi kementerian keagamaan.
Dakwah kepada kelompok kelas menengah atas perkotaan dan kaum milenial, memerlukan formulasi khusus. Salah satu cara yang akan ditempuh adalah dengan mengoptimalkan media sosial dalam memberikan layanan keagamaan.
Menurutnya, peran Penyuluh Agama Islam dan penghulu sebagai agen layanan keagamaan kelas menengah perkotaan juga perlu dioptimalkan.
Salah satu layanan kegaamaan yang dapat diberikan adalah menyediakan naskah khutbah yang dapat diakses secara gratis.
Kamaruddin meminta jajarannya membuat dan menyiapkan naskah khutbah berwawasan moderasi beragama yang dapat diakses para khatib di seluruh Indonesia dengan gratis.
“Kita harus menyiapkan naskah khutbah yang berkualitas yang dapat diterima kaum milenial. Harus kita sadari, ekstimisme masih ada, bahkan kaum milenial ada yang terlibat, kita harus hadir memberikan layanan keagamaan di sana,” tegas Kamaruddin.
Ke depan, lanjut Dirjen, Bimas Islam akan memberikan perhatian khusus bagi program digital literasi. Melalui platform digital diharapkan pesan-pesan moderasi beragama dan gerakan filantropi Islam dapat dimaksimalkan. (Rmol)