GELORA.CO - Pandemi virus corona telah menghambat kerja sama ekonomi dan perdagangan global dan bilateral. Termasuk antara China dengan Indonesia yang memiliki banyak proyek garapan bersama.
Minister Counselor Kedutaan China di Jakarta, Wang Liping, menjelaskan eratnya kerja sama ekonomi kedua negara juga berdampak ke penciptaan peluang kerja. Menurutnya, setiap tenaga kerja asing atau TKA China yang bekerja di Indonesia, memberi peluang lapangan kerja bagi 3 pekerja lokal.
"Kalau kita lihat situasi pada saat ini, setiap pekerja China di Indonesia setidaknya bisa menciptakan 3 lapangan kerja untuk masyarakat lokal Indonesia. Contohnya, proporsi pekerja Tiongkok terhadap pekerja Indonesia di Taman Industri IMIP adalah 1 banding 10; JD.id adalah 1 banding 70, dan Taman Industri Julong adalah 1 banding 150," kata Wang dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa (2/6).
Menurutnya, ada pekerjaan yang belum bisa ditangani oleh pekerja lokal Indonesia karena masalah skill dan keterampilan. Sehingga masih dibutuhkan TKA China, sementara tenaga kerja lokal mendapat pelatihan untuk pekerjaan tersebut.
Namun, Wang menambahkan, perusahaan-perusahaan China telah merumuskan rencana pengalihan pekerjaan ke tenaga lokal. Hal ini diperlukan oleh para investor China demi menurunkan biaya.
"Sebagai contoh, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan secara bertahap beralih ke manajemen lokal. Huawei juga sedang melakukan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) pekerja lokal," papar Wang.
Dia mengungkapkan, sampai sekarang pekerja Indonesia yang menerima pelatihan tersebut telah melebihi 7.000 orang.
Sayangnya, pandemi virus corona menghambat jalannya kerja sama itu. Salah satu dampaknya, jelas Wang, pertukaran personil menjadi tidak lancar.
"Apalagi pada awal bulan Februari, pemerintah Indonesia mengambil sejumlah tindakan termasuk penghentian semua penerbangan di antara Indonesia dan China, pemberhentian penerbitan visa bisnis dan visa-on-arrival, dll," ujarnya. (*)