GELORA.CO – Politikus Partai Demokrat, Benny K Harman, merasa geram dengan ulah para buzzer politik yang menggiring opini di media sosial. Ia menilai tindakan tersebut merusak kehidupan demokrasi di Indonesia.
“Apa khabar republik? Di zaman demokrasi gini, di republik sontoloyo, pasukan hantu alias buzzers berkeliaran di mana-mana di dunia maya untuk memerangi para pengkritiknya. Kaum intelektual mati kutu menghadapi mereka. Ini kreatifitas demokrasi atau ekspresi rasa takut?,” ucap Benny melalui akun Twitter @BennyHarmanID.
Menurut Benny, ada pula intelektual bayaran yang bertindak sebagai buzzer untuk membela pihak yang memberi bayaran. Mereka tidak mengabdi pada kebenaran, tapi ‘mengawal’ pembenaran oleh penguasa.
“Istana punya Buzzers? Buzzer itu seperti Pasukan Genderuwo, anggotanya terdiri dari kaum intelektual bayaran, mereka tidak mengabdi pada kebenaran dan kesejahteraan rakyat tapi mengabdi pada kekuasaan. Tugas utama Pasukan ini ialah mengawal dan mempertahankan kekuasaan,” ucap Benny.
Ulah buzzer juga mendapat sorotan serius dari ekonom senior Rizal Ramli. Ia menyebut para buzzer politik telah menghadirkan ilusi, mempabrikasi kebohngan demi kebohongan, memecah belah anak bangsa, dan akhirnya hanya merusak demokrasi.
Menurut Rizal, kalau pun buzzer adalah ekses demokrasi, mereka merupakan ekses yang tidak diharapkan. Mereka kebanyakan menggunakan identitass ananim dan akun palsu, seperti memukul angin, seperti berteriak di tengan gurun gobi atau gurun lainnya.
“Mereka tidak banyak. Tapi ulah mereka sangat berbahaya. Jik buzzer politik yang dipelihara penguasa atau pihak-pihak yang mendapt keuntungan dari kekuasaan adalah bubble atau gelembung. Terlihat banyak, tapi sebenarnya keropos,” ucap Rizal. (*)