GELORA.CO - Sebuah patung Christopher Columbus dirobohkan dan dilempar ke dalam danau di kawasn Virginia, Amerika Serikat, Selasa (9/6/2020) malam waktu setempat.
Patung penjelajah Italia itu menjadi sasaran demonstran anti rasisme lantaran dianggap sebagai simbol perbudakan dan sentimen berdasarkan ras.
Colombus yang hidup pada tahun 1492 hingga 1499, dikenal sebagai penemu benua Amerika kendati anggapan itu kini menjadi perdebatan.
Dia dianggap sebagai pionir dari praktik kolonialisme atau penjajahan terhadap orang-orang asli benua Amerika.
Menyadur New York Post, patung Christopher Columbus tercabut setelah sekitar 1.000 pengunjuk rasa menariknya dengan tali.
"Kita harus mulai dari mana semuanya itu berasal," kata aktivis Chelsea Higgs-Wise kepada para demonstran sebagaimana dikutip New York Post, Rabu (10/6/2020).
"Kita harus memulai dari orang-orang yang pertama kali berdiri di tanah ini," tambahnya.
Sebelum merobohkan patung setinggi delapan kaki itu, para pengunjuk rasa lebih dahulu mencoret-coretnya dengan salah satu tulisan berbunyi "Colombus mewakili genosida".
Pengapusan monumen dan simbol-simbol rasisme terus berlangsung seiring meluasnya demonstrasi Black Lives Matter yang dipicu kematian pria kulit hitam asal AS, George Floyd 25 Mei lalu.
Sebelum patung Colombus, patung konfederasi Jendral Robert E. Lee di Richmond juga telah ditumbangkan oleh para demonstran.
Tak hanya di Amerika Serikat, masyarakat di negara-negara Eropa juga turut mengenyahkan patung-patung berbau rasisme dan kolonialisme.
Di Inggris, para demonstran membuang patung pedagang budak abad ke-17, Edward Colston. Patung itu lalu dibuang ke Sungai Avon, Bristol.
Sementara hal serupa terjadi di Belgia. Patung mendiang Raja Leopold II juga berhasil dijatuhkan. Leopold II dianggap sebagai simbol kolonialisme di negara-negara Afrika tengah. []