GELORA.CO - Pengalihan dana simpanan penyelenggaraan haji untuk membantu penguatan kurs rupiah diprediksi akan banyak ditentang jemaah haji di Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, penolakan bisa terjadi karena saat ini ada tiga krisis yang ditangani pemerintah. Sementara dana simpanan penyelenggaraan haji sebesar 600 juta dolar AS tidak cukup untuk menutupi krisis-krisis tersebut.
"Saya kira umat tidak setuju ya. Tapi kalau itu niat dan dipaksakan tetap tidak akan menjadi obat bagi tiga krisis saat ini. Krisis kepemimpinan, krisis ekonomi, dan yang akan terjadi kemudian krisis sosial," ujar Gde Siriana Yusuf saat dihubungi, Selasa (2/6).
Ia menilai, pengalihan dana simpanan penyelenggaran haji yang dilakukan justru memperlihatkan ketidakmampuan pemerintah mengelola keuangan negara.
"Karena sudah bingung mau ngapain lagi? Cari utang juga sudah susah, SUN (Surat Utang Negara)-nya enggak laku," ucapnya.
Oleh karena itu, Gde Siriana Yusuf memprediksi kebijakan pemerintah kali ini bakal berpengaruh secara signifikan bagi eksistensi pemerintahan saat ini. Karena bukan tidak mungkin masyarakat akan berang.
"Belum lagi rezim Jokowi akan dikutuk 7 turunan oleh umat Islam," pungkasnya. (*)