China Tak Ingin Ada Bentrokan Lagi Usai Tewasnya 20 Tentara India

China Tak Ingin Ada Bentrokan Lagi Usai Tewasnya 20 Tentara India

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Pemerintah China mengatakan akan menghindari bentrokan lebih lanjut dengan India, usai 20 tentara India tewas dalam bentrokan di perbatasan kedua negara. Ini merupakan konfrontasi mematikan pertama dalam beberapa dekade ini.

Seperti dilansir AFP, Rabu (17/6/2020) kedua negara saling menyalahkan atas bentrokan di perbatasan dataran tinggi yang menjadi wilayah sengketa pada Senin (17/6) tersebut, yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India. Sedangkan China menolak untuk mengkonfirmasi sejauh ini apakah ada korban di pihaknya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menegaskan lagi pada hari Rabu (17/6) bahwa pasukan India-lah yang secara ilegal melintasi perbatasan dan menyerang pasukan China.

Ini mengarah pada "konfrontasi fisik yang serius antara kedua belah pihak yang menyebabkan kematian dan cedera", kata Zhao pada pertemuan singkat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang korban.

Dikatakannya, pmerintah China mendesak India untuk "secara ketat menahan pasukan garis depan, jangan melintasi perbatasan secara ilegal, jangan membuat gerakan provokatif, jangan mengambil tindakan sepihak yang akan memperumit situasi perbatasan".

Namun dia menambahkan bahwa kedua pihak "akan terus menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan negosiasi".

"Kami tentu saja tidak ingin melihat lebih banyak bentrokan," kata Zhao.

Sebelumnya, seperti dilansir BBC, Rabu (17/6) sebanyak 20 tentara India tewas dalam sebuah bentrokan dengan militer China di Ladakh, wilayah Kashmir yang menjadi sengketa, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Militer India semula mengatakan tiga tentaranya tewas dalam bentrokan tersebut. Namun, para perwira India belakangan menyebut sejumlah serdadu yang cedera telah meninggal akibat luka-luka yang mereka derita.

Kementerian urusan eksternal India menuding China melanggar kesepakatan yang ditetapkan pekan sebelumnya untuk saling menghormati Garis Kendali Aktual (LAC) di Lembah Galwan.

Koresponden BBC bidang diplomatik, James Robbins, melaporkan bahwa aksi kekerasan antara militer India dan China di Himalaya sangat serius, dan tekanan terhadap mereka akan berkembang agar insiden ini tidak berkembang menjadi pertikaian besar-besaran. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita