GELORA.CO - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut berkomentar soal Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) atau perairan Natuna yang kerap diganggu oleh kehadiran kapal-kapal ikan berbendera China. Susi mengklaim saat ia menjabat Natuna terbilang aman karena tidak ada kapal yang berani mendekat.
Ketika menjadi menteri yang mengurusi laut dan ikan di tanah air, Susi menyebut pihaknya sangat menghindari konflik sekecil apapun. Ia menerangkan bahwa konflik tidak akan muncul karena perintah itu datang dari satu komando.
Saat menjabat, Susi pernah membentuk Satgas 115 yang terdiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), TNI AL, Kejaksaan Agung, Polri, dan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Satgas 115 itu berfungsi sebagai penegak hukum dengan satu komando.
"Natuna dulu aman, mereka tidak berani terlalu dekat, dan kita juga menghindari konflik dari mulai kecil-kecil," kata Susi dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (12/6/2020).
Secara detail, Susi enggan mengomentari soal adanya gangguan di perairan Natuna Utara oleh kapal-kapal ikan berbendera China. Akan tetapi ia hanya bisa menyampaikan apa yang harus dilakukan pemerintah.
Menurutnya, satu komando dalam pengawasan keamanan laut itu harus tetap dilaksanakan. Menurutnya pengamanan melalui satu komando itu juga akan mengawasi baik pergerakan sumber daya manusia, perputaran uang hingga armadanya.
"Tapi saya komentari what is to do battle and better, karena presiden Indonesia tidak mungkin didengar internasional, semua badan di bawah pimpinan satu, satgas ini dilaksanakan pembantu beliau, one clear guide line, itu akan saving patroly," pungkasnya. []