GELORA.CO - Situasi dunia sepertinya akan semakin memanas pasca Amerika Serikat (AS) secara resmi membuat koalisi Anti-China. Jika ketegangan terus berlanjut, mimpi buruk Perang Dunia III bukan tak mungkin akan terjadi.
Koalisi Anti-China dibentuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa, bahkan Asia. Menurut laporan Sputnik News, Alansi Antar-Parlemen untuk China terdiri dari delapan negara dari seluruh dunia, termasuk tiga anggota Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain AS, anggota lainnya adalah Kanada, Inggris, Swedia, Jerman, Norwegia, dan seluruh Uni Eropa. Satu-satunya negara kawasan Asia yang juga masuk dalam koalisi itu adalah Jepang.
Aliansi Antar-Parlemen untuk China langsung membuat pernyataan terkait eksistensinya, dengan tujuan memberikan respons yang berkaitan dengan Negeri Tirai Bambu.
"(Tujuannya adalah) untuk membangun tanggapan yang tepat dan terkoordinasi. Membantu menyusun tanggapan proaktif dan strategis, tentang masalah yang berkaitan dengan Republik Rakyat China (RRC)," bunyi pernyataan Aliansi Antar-Parlemen untuk China, dikutip Al-Masdar News.
Dalam strukturnya, Aliansi Antar-Parlemen untuk China memiliki lima orang ketua bersama. Senator Partai Republik AS, Marco Rubio, Senator Partai Demokrat AS, Robert, Menendez, eks Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, anggota Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Eropa, Miriam Lexmann, dan anggota Parlemen Konservatif Inggris, Duncan Smith, dipercaya sebagai Ketua Bersama Aliansi Antar-Parlemen untuk China.
Lewat akun Twitter pribadinya, salah satu Ketua Bersama Aliansi Antar-Parlemen untuk China, Duncan Smith, memberikan pernyataan bahwa sudah tiba saatnya negara-negara demokrasi bersatu menentang China.
"Waktunya telah tiba bagi negara-negara demokratis untuk bersatu dalam pertahanan bersama atas nilai-nilai kami bersama. Bangga menjadi Ketua Bersama Aliansi Antar-Parlemen untuk China," bunyi pernyataan Smith. []