GELORA.CO - Satu demi satu aset nasional lepas, jatuh ke asing atau ke aseng. Hal ini terkait akuisisi mayoritas saham Bank Bukopin oleh Kookmin Bank Korea Selatan.
Warganet menyayangkan hal ini, karena bank yang didirikan di era Presiden Soeharto dan Kabulog Bustanil Arifin itu berdiri sudah puluhan tahun untuk mendukung koperasi dan UMKM (usaha mikro kecil menengah) di Indonesia.
“Bukopin resmi milik negeri ginseng. Dulu Pak Harto dan Menkop/Kabulog Pak Bustanil Arifin mendirikan Bukopin utk kekuatan koperasi Indonesia-soko guru perekonomian Indonesia.Terimakasih pakdeh… asset mana lagi yang akan kau jual ???,” posting @afnin_setiawan, Kamis(18/6).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Kookmin bank untuk melakukan gerak cepat dalam mewujudkan posisinya sebagai pemegang saham pengendali dengan pemilikan mayoritas di PT Bank Bukopin Tbk.
Bank dengan kode emiten BBKP itu bakal dikuasai melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Kookmin menjadi pemegang saham mayoritas setelah meningkatkan porsi kepemilikan atas saham Bank Bukopin dari 21,99 persen menjadi 51 persen.
“Kalo jalan tol dijual, bank bukopin dijual, pertamina dijual, yg lain dijual…. kenape kagak buat Mentri Penjualan dan Penggadaian…. ya Ndro ??!!!,” posting @YogaKrisnanda2.
Bank Bukopin Tbk (BBKP) didirikan di lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin). Bukopin mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971 dengan fokus untuk mendukung koperasi dan UMKM di tanah air.
Lepasnya Bukopin juga disayangkan oleh BUMN Watch. Ketua Koordinator BUMN Watch Naldi Nazar Haroen mengaku prihatin melihat sikap pemerintahan Jokowi yang hanya mendiamkan saham mayoritas PT Bank Bukopin Tbk dikuasai negara asing.
Menurutnya, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir seharusnya bisa melakukan langkah untuk menyelamatkan masalah keuangan yang dialami Bank Bupokin tersebut.
“Terus terang saya sangat prihatin kenapa bank yang tergolong tua di Indonesia ini bisa dikuasai asing. Seharusnya, BI dan Kementerian BUMN bisa menyuntikan dananya ke Bank Bukopin itu. Kan ada saham perintah disana sebesar 9,8 persen. Kenapa tidak ditambah saja,”ungkapnya, Kamis(18/6).
Ditambahkannya, Bank Bukopin yang sudah berdiri 50 tahun dan sebagai penopang Usaha mikro kecil menengah atau (UMKM) di Indonesia memiliki sejarah panjang di republik ini. “Tentu sayang sekali jika bank itu dikuasai asing,” katanya.[]