GELORA.CO - Ekonom Senior Rizal Ramli batal debat dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Sebelumnya, keduanya akan berdebat membahas utang negara.
Batalnya debat itu karena pihak Rizal Ramli menganggap ada persyaratan yang tidak bisa dipenuhi oleh Luhut.
Meski batal dengan Rizal Ramli, bukan berarti ajakan bertemu dengan Luhut ke pengkritik pemerintah tidak jadi. Luhut bertemu secara langsung dengan dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata. Mereka berdebat dengan nada keras khas Batak.
Berikut selengkapnya mengenai perdebatan tersebut:
Luhut Debat dengan Dosen Senior UI, Bukan Rizal Ramli
Ramai tantangan debat Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal utang luar negeri, yang sempat mendapat sambutan dari dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata, akhirnya terlaksana.
Dikutip dari akun instagram Luhut, mereka bertemu di kantor Kemenko Maritim dan Investasi pada Kamis (10/6). Menurut Luhut, Djamester memberikan analisis yang cukup hebat tentang utang Indonesia.
"Jika ada perdebatan di dalam teori itu hal yang lumrah. Saya senang sekali bisa berdiskusi dan beradu argumentasi secara ilmiah seperti ini, bukan debat kusir yang tidak jelas titik temunya di mana," tulis Luhut menuturkan pertemuannya dengan Djamester.
Luhut juga memuji Djamester dengan menilainya sebagai orang hebat, karena telah mendedikasikan seumur hidupnya pada dunia pendidikan.
"Usia kami bisa dibilang sudah sama-sama senior, namun jalan yang kami pilih sedikit berbeda. Saya mendedikasikan separuh hidup saya di militer, dan beliau memilih jalan akademis sebagai tonggak pengabdian untuk ibu pertiwi," lanjutnya.
Luhut sebelumnya menanggapi berbagai kritik soal utang luar negeri dengan menantang bertemu dengan pengkritiknya. "Jadi kalau ada yang mengkritik kami (soal utang negara), sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong. Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini," kata Luhut Selasa (2/6).
Berdebat Keras Seperti Biasanya Orang Batak
Dalam kesempatan berdebat itu, dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata, menuturkan meskipun tidak berlangsung secara terbuka, namun suasana diskusi berlangsung keras dan penuh perdebatan.
"Kami berdebat dalam pertemuan itu. Suara keras lho, seperti biasanya orang Batak. Tapi kami tahu batas diskusi, mana masalah pribadi," kata Djamester menjawab kumparan melalui pesan singkat, Kamis (11/6).
Dia menambahkan, sikap dan kritiknya soal kebijakan utang negara juga sudah banyak disampaikan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tapi selama ini tak mendapat respons dari sesama koleganya di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu.
Dia pun mengapresiasi keterbukaan Luhut dalam menerima kritik dan masukan soal utang. Djamester mengaku keinginannya menyampaikan sikap, pandangan, serta kritik soal utang ke pemerintah sudah tercapai dari pertemuannya dengan Luhut.
"Saya kira secara materil sudah tercapai walau tidak dengan cara demonstratif. Saat ini banyak keributan yang tidak menentu dan saya tidak mau nambah lagi," imbuh dosen senior Universitas Indonesia itu. []