GELORA.CO -Kegiatan pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) yang dilakukan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara, di Kantor Pos Bayongbong, Kabupaten Garut, mendapat sindiran masyarakat. Pasalnya, pembagian BST tersebut mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.
Berdasarkan pantauan Kantor Berita RMOLJabar di lokasi, protokol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak dan larangan berkerumun tak diterapkan. Sehingga dikhawatirkan ada warga yang tertular virus corona.
Seorang warga Garut yang hadir di sekitar kegiatan penyerahan bantuan sosial, Irwan (40), mengaku heran dengan kedatangan Mensos dan rombongan pejabat lainnya karena mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, jelas-jelas wabah Covid-19 belum berakhir.
“Orang terlihat berkerumun, tidak menjaga jarak, padahal saat ini kan kondisinya memang belum aman. Masih ada penyebaran virus,” kata Irwan, Jumat (19/6).
Irwan mengatakan, sebagai warga Garut dirinya sangat menyayangkan adanya rombongan pejabat dari Jakarta dan kota lainnya yang justru menciptakan kerumunan warga.
Irwan khawatir kerumunan orang dan tidak menjaga jarak, bahkan ada yang tidak pakai masker, akan menularkan virus Covid-19 yang selama ini ditakuti warga Garut.
“Warga kalau mau keluar rumah saja harus pakai masker, jaga jarak, tapi ini dari Jakarta (bikin) semua berkerumun, tidak jaga jarak,” kata dia.
Warga Garut lainnya, Hendi (45) pun mengeluhkan hal sama. Menurut Hendi, aturan protokol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan orang justru diabaikan dalam kegiatan pemerintahan pusat.
“Katanya warga harus patuh terhadap protokol kesehatan, tapi nyatanya berkerumun, tidak ada jarak, berarti sekarang memang sudah normal,” tuturnya.
Diketahui, kunjungan Mensos ke Garut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, anggota DPR RI, jajaran Kepolisian Resor Garut dan TNI serta pejabat dari perbankan. (Rmol)