GELORA.CO - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar unjuk rasa di depan gedung MPR/DPR untuk menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Aksi yang melahirkan kerumunan di tengah pandemi Corona hingga kisruh dugaan pembakaran bendera PDI Perjuangan (PDIP) berbuntut panjang.
Demo PA 212 digelar di depan Gedung DPR pada Rabu, (24/6). Aksi juga diikuti sejumlah anak-anak yang akhirnya diamankan dan dipulangkan oleh polisi.
Perwakilan PA 212 diterima beraudiensi dengan pimpinan DPR. Salah satunya tentang penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dan meminta sidang istimewa memberhentikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tadi kita menyampaikan aspirasi 8 poin, yang mana kesimpulan dalam 8 poin itu kita minta RUU HIP disetop, tak ada istilah tunda-tunda. Satu kata, cabut, gugur, cor, masukkan ke laut jangan keluar lagi," ujar perwakilan massa PA 212, Habib Hanif Alatas, di atas mobil komando di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Aksi ini juga diduga diwarnai insiden pembakaran bendera PDIP. Namun PA 212 membantah terlibat dan meminta kasus pembakaran bendera PDIP itu diusut.
Buntutnya, PDIP akan menempuh jalur hukum. Hasto menyebut pihaknya sangat menyesal adanya oknum-oknum yang melakukan aksi pembakaran bendera itu. Menurutnya, ada oknum yang sengaja memancing keributan.
"Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera partai, kami percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi" kata Hasto.
Tolak Tes PCR, Klaim Massa Sehat
Pakar Epidemiologi menyebut hal itu berpotensi menjadi klaster Corona (COVID-19) baru.
"Mereka berisiko tinggi untuk terinfeksi dan menyebarkan COVID-19. Jadi memang berpontensi besar untuk menjadi klaster baru COVID-19. Apalagi selama aksi mereka tidak melakukan protokol kesehatan, yang pasti sulit dilakukan pasa saat aksi massa," kata Pakar Epidemiolog FKM UI Iwan Setiawan, Rabu (24/6).
Iwan mengimbau agar para peserta melakukan tes usai berkumpul melakukan aksi. Dia menyebut tes yang dilakukan lebih baik tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui secara cepat hasilnya.
"Jangan rapid test tapi PCR, rapid test sekarang belum terdeteksi yang terinfeksi, karena antibodi baru terdeteksi di hari ke-10," ujarnya.
Namun PA 212 meyakini mereka baik-baik saja.
"Belum ada (rencana tes PCR). Kami yakin insyaallah aman dan sehat semua, ikhtiar sudah kita lakukan dari penyemprotan disinfektan," ujar Ketua PA 212 Slamet Ma'arif kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Slamet menyebut koordinator lapangan pada aksi kemarin telah meminta peserta menjaga jarak. Slamet berdoa pandemi virus Corona segera berlalu.
"Instruksi dari korlap untuk jaga jarak dan pakai masker. Bahkan lewat mobil komando saya sendiri mengingatkan untuk jaga jarak dan pakai masker. Mari kita berdoa semua aman dan sehat dan Corona segera berlalu," katanya.
Pembakaran Bendera PDIP
Beredar video yang menampilkan aksi pembakaran bendera PDIP, viral di media sosial. Disebut-sebut bendera PDIP dibakar oleh massa yang melakukan unjuk rasa penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Dalam video yang beredar, tampak sekumpulan orang membakar bendera PDIP. Asap tebal mengepul ke langit-langit.
Massa tampak berhimpitan dan berdesakan. Beberapa di antaranya mendokumentasikan aksi pembakaran bendera dengan ponsel masing-masing.
"Bakar bakar bakar PKI, bakar PKI sekarang juga," teriak massa dalam video yang beredar.
PDIP lalu merespons aksi pembakaran bendera partai saat aksi tolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). PDIP akan menempuh jalur hukum.
"PDI Perjuangan dengan tegas menempuh jalan hukum," ujar Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam keterangannya, Kamis (25/6/2020).
Hasto menyebut pihaknya sangat menyesal adanya oknum-oknum yang melakukan aksi pembakaran bendera itu. Menurutnya, ada oknum yang sengaja memancing keributan.
"Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera partai, kami percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi" kata Hasto.
Tekait soal RUU HIP, Hasto menuturkan PDIP akan menyerap aspirasi dan mengedepankan dialog. Hasto meminta para kader PDIP untuk tidak terprovokasi.
"Mari kedepankan proses hukum dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan diinstruksikan agar tidak terprovokasi," lanjutnya.
Dalam video yang beredar, tampak sekumpulan orang membakar bendera PDIP. Asap tebal mengepul ke langit-langit.
"Bakar bakar bakar PKI, bakar PKI sekarang juga," teriak massa.
Massa tampak berhimpitan dan berdesakan. Beberapa di antaranya mendokumentasikan aksi pembakaran bendera dengan ponsel masing-masing.
Menanggapi pembakaran bendera, Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan, mengaku sama sekali tak melihat aksi pembakaran bendera PDIP saat demo berlangsung di depan Gedung DPR itu. Pihaknya akan segera mengusut kasus itu.
"Lagi diusut juga. Takutnya ada penyusup yang suka adu domba," ujar Haikal ketika dikonfirmasi.
Haikal menyebut PA 212 sama sekali tidak ada agenda terkait pembakaran bendera PDIP. Ia menuturkan pihaknya telah mengkondisikan massa untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat berdampak pada perpecahan bangsa.
"Bendera itu simbol. Ada imbauan sebelum turun aksi jangan melakukan hal-hal yang merusak persatuan," tutur Haikal.(dtk)