GELORA.CO - Perseteruan Amerika dan Cina terkait virus Corona tidak menghentikan ketegangan di antara keduanya di Laut Cina Selatan. Alih-alih meredakan, Amerika malah terus menekan Cina di zona perairan yang rawan sengketa tersebut. Hal itu dilakukan dengan memperkuat kehadiran militernya.
Dikutip dari CNN, beberapa pekan terakhir, Amerika konsisten mengirimkan armada Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya ke Laut Cina Selatan. Salah satu yang dikirim ke sana adalah Pesawat B-1 Lancer, salah satu bomber andalan Amerika selain B-2 Spirit dan B-52 Stratofortreess. Tujuannya tak lain untuk menunjukkan bahwa Amerika (masih) hadir di Laut Cina Selatan di kala pandemi virus Corona.
"Cina mencoba memanfaatkan perhatian terhadap virus Corona untuk memajukan agenda militer dan ekonominya (di Laut Cina Selatan)," ujar juru bicara Komando Indo-Pacific Amerika, Kapten Michael Kafka, sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat, 15 Mei 2020.
Kafka melanjutkan bahwa pandemi yang terjadi, di mana Amerika menjadi episentrumnya, tidak berdampak signifikan terhadap kekuatan militer Amerika. Militer Amerika, kata ia, masih bisa merespon Cina dengan cepat di Laut Cina Selatan. Hal itu bisa dilihat dari sisi armada hingga alutsista.
Sebagai contoh, kata Kafka, armada Angkatan Laut Amerika mengerahkan semua kapal selamnya ke ke Laut Cina Selatan pada hari Rabu kemarin. Selain itu, Amerika juga menerbangkan empat B-1 Lancer mereka di atas Laut Cina Selatan dalam beberapan pekan terakhir. Hal tersebut diikuti dengan penempatan 200 personel dari Pangkalan Udara Dyess di Texas ke Guam, tak jauh dari Laut Cina Selatan
Kafka mengklaim semua pengerahan itu bertujuan untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu, untuk menantang Cina yang mencoba mengklaim Kepulauan Paracel dan Spratly di Laut Cina Selatan yang diduga telah beroperasi menjadi basis militer baru.
Menanggapi aksi Amerika, Cina meminta Amerika untuk fokus saja menangani virus Corona. Apalagi, virus bernama resmi COVID-19 itu, per hari ini, sudah memakan 86 ribu korban jiwa.
"Cina mengimbau Amerika untuk fokus saja mencegah dan mengendalikan virus Corona. Buatlah lebih banyak kontribusi terhaap upaya memerangi COVID-19 dan segera hentikan segala operasi militer yang bisa menganggu perdamaian dan stabilitas," ujar juru bicara Militer Cina, Kolonel Li Huamin.
Kementerian Pertahanan Amerika balik merespon pernyataan Cina. Mereka mengaku terganggu dengan sikap Cina yang oportunis, memanfaatkan masa pandemi untuk memperkuat pengaruh di Laut Cina Selatan.
"Kami khawatir dengan aksi-aksi Cina untuk menekan negara-negara tetangganya demi klaim di Laut Cina Selatan," ujar juru bicara Pentagon, Kolonel Dave Eastburn.
Beberapa hari terakhir, ketegangan di Laut Cina Selatan memang meningkat. Selain pertunjukkan kekuatan dari Amerika, Vietnam juga mulai memberontak dari larangan Cina soal melaut di Kepulauan Paracel. Cina, di satu sisi, diduga telah mengoperasikan pulau buatannya di Kepulauan Spratly sebagai basis militer baru. Hal itu terindikasi dari adanya aktivitas pesawat militer Cina di sana. []