GELORA.CO - Masyarakat ramai-ramai mengeluhkan kenaikan tagihan listrik sejak pandemi virus Corona. Padahal, PT PLN (Persero) menyebut sama sekali tidak menaikkan tarif listrik kepada seluruh pelanggannya. PLN berdalih kenaikan tagihan listrik karena peningkatan pemakaian (kWh).
Pembaca detikcom mengaku memang terjadi kenaikan pemakaian kWh pada catatan tagihan listrik mereka. Akan tetapi, mereka tak percaya dengan data tersebut lantaran merasa masih menggunakan listrik sewajarnya tidak sebesar data pemakaian listrik yang ditagihkan PLN.
Salah satunya seperti yang dialami Dyah Rosmalawati yang tagihan listriknya mencapai tiga kali lipat dari pemakaian biasanya. Menurutnya, lonjakan tagihan listrik tersebut sangat tidak masuk akal.
"Naiknya tidak masuk logika saya, bisa tiga kali lipat begitu, dari bulan dari bulan April Rp 200 ribuan tapi Mei jadinya Rp 750 ribuan," ujar Dyah, Senin (4/5/2020).
Menurut Dyah, April lalu pemakaian kWh nya hanya sebesar 124 kWh, akan tetapi pada Mei ini langsung melonjak tajam jadi 486 kWh. Lonjakan pemakaian listrik itu membuatnya heran karema merasa tidak pernah memakai listrik sebanyak itu.
"Pemakaian kWh saya naik banget, padahal pemakaian saya juga biasa saja. Saya shock lihatnya," tambahnya.
Dyah tak percaya dengan kenaikan tagihan listriknya. Ia menganggap ada aksi subsidi silang yang dilakukan PLN terkait kenaikan pemakaian kWh pelanggan non subsidi tersebut.
"Tidak mungkin kalau mereka tidak menaikkan tarif listrik. Mereka kan kabarnya mau kasih listrik gratis, mungkin subsidi silang. Ada yang dinaikin tagihannya, uangnya untuk kasih yang listrik gratis. Tapi menurut saya ini nggak logis," tutupnya.
Hal serupa juga dialami oleh pelanggan PLN lainnya, Teguh (bukan nama sebenarnya). Meski tak sebesar Dyah, kenaikan pemakaian listrik yang dialami Teguh juga cukup tinggi yakni dua kali lipat dibandingkan pemakaian biasanya.
"Tagihan listrik saya jadi dua kali lipat dari pemakaian biasanya. Setelah saya review pemakaiannya, pemakaiannya tidak sampai dua kali lipat seperti yang ditagihkan. Kalaupun mau naik karena dengan alasan WFH, harusnya 20-30%, bukan dua kali lipat. Anehnya, meter kWh saya pun dua kali lipat dan saya perhatikan jalannya agak cepat padahal tidak ada AC yang nyala. Hanya pemakaian rumah tangga normal. Saya pun tidak WFH walau 1 minggu ada libur 2 hari," ungkap Teguh kepada detikcom.
Adapun total pemakaian kWh teguh bulan Maret 2020 adalah sebesar 1.241, akan tetapi pada akhir April 2020 menjadi 2.256.
"Saya terkejut, angka meter sampai akhir Maret itu masih 1000-an, lalu di akhir April jadi 2000-an. Pemakaian yang fantastik mengingat rata-rata pakai saya adalah separuhnya," sambungnya.
Teguh enggan berspekulasi lebih jauh terkait apa yang terjadi saat ini dan merasa pasrah dengan kejadian tersebut. Namun, berharap PLN bisa segera menindaklanjuti keluhan masyarakat.
"Besar harapan saya PLN bisa cek dan action terhadap apa yang terjadi dengan lonjakan yang tidak masuk akal ini. Dan per tanggal 3 Mei pun saya sudah ada email komplain ke PLN. Semoga bisa di-handle dengan baik oleh PLN," tutupnya.
Nah, buat detikers yang merasa tagihan listriknya jauh berbeda saat masa pandemi ini bisa kirim ceritanya kepada kami. Lampirkan juga perbandingan tagihan bulan sebelumnya dan bulan terakhir agar ada gambaran.
Emailnya bisa dikirim ke redaksi@detikfinance.com dengan subject: "Tagihan Listrik Naik". Sertakan juga nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi. (*)