GELORA.CO - Kelompok peneliti China melaporkan deteksi RNA dari SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) pada permukaan benda di kamar hotel yang digunakan untuk karantina pasien Covid-19 tanpa gejala. Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.
Dilansir dari Medical Xpress, para peneliti menemukan SARS-CoV-2 RNA pada 8 dari 22 permukaan (36%) dan tempat tidur di sampel dua kamar hotel setelah dua pasien tanpa gejala dikonfirmasi terinfeksi Covid-19.
Pasien itu adalah mahasiswa China yang kembali ke China setelah belajar di luar negeri pada 19 dan 20 Maret. Meskipun mereka tidak menunjukkan gejala, mereka harus dikarantina di hotel selama 14 hari dan dinyatakan positif Covid-19 pada RT-PCR karantina.
Setelah keduanya dirawat di rumah sakit, sampel hidung-tenggorokan, dahak dan tinja semuanya menunjukkan tingginya SARS-CoV-2 RNA. Mereka berdua mengalami demam dan batuk, dan satu memiliki temuan CT dada yang tidak normal.
Sekitar 3 jam setelah pasien dinyatakan positif, para peneliti mengambil sampel pegangan pintu, saklar lampu, gagang keran, termometer, remote TV, sarung bantal, selimut, seprai, handuk, gagang pintu kamar mandi dan toilet dari dua kamar hotel dan satu kamar yang tetap kosong.
Karena hotel telah ditutup 24 Januari hingga 18 Maret, hanya dua siswa yang tinggal di sana.
Enam (55%) dari 11 sampel dari satu kamar hotel pasien dites positif untuk SARS-CoV-2 RNA, termasuk seprei, selimut, sarung bantal, dan handuk. Sarung bantal dan sprei memiliki kontak yang lama dengan pasien, sehingga viral load virus tinggi. Sarung bantal di kamar hotel pasien lain juga dinyatakan positif.
“Pasien tanpa gejala dengan viral load yang tinggi dapat dengan mudah mencemari lingkungan dalam waktu singkat,” kata para peneliti.
Mereka menyarankan agar sprei maupun selimut bekas tidak ditepuk-tepuk ketika dikeluarkan dari tempat tidur dan harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan kembali.[sc]