GELORA.CO - Kabar kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) di tengah pandemik Covid-19 mendapat kritikan tajam dari sejumlah pihak. Bahkan menyakiti hati para pekerja yang saat ini harus kehilangan pekerjaan mereka.
Salah satunya datang dari pengamat politik Universitas Nasional (Unas), Andi Yusran, yang dengan tegas mengatakan seharusnya hal tersebut dapat ditunda.
"Kondisi dunia saat ini sedang menghadapi perang terhadap pandemik Covid-19. Yang salah satu poinnya adalah mengurangi mobilitas orang antarnegara," ujarnya, Senin (4/5).
Selain itu, kedatangan ratusan tenaga kerja asing akan mengganggu psikologis publik. Terutama para tenaga kerja lokal yang sedang ‘dirumahkan’ dan bahkan telah di-PHK karena krisis keuangan yang menimpa perusahaan mereka.
Jika pemerintah tetap memaksakan kedatangan TKA China tersebut, maka diyakini pemerintah telah membuka front konfrontatif dengan berbagai kelompok publik. Khususnya kelompok buruh yang menolak kedatangan TKA.
"Ujung-ujungnya amarah sosial bisa muncul dan terakumulasi. Itu artinya pemerintah yang membuka pintu ‘Chaos’," pungkasnya mengingatkan. []