GELORA.CO - Di tengah masa pandemi virus corona, perekonomian masyarakat mulai memburuk. Bahkan sebagian perusahan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK. Akibat adanya PHK ini, salah seorang warga Klaten Jawa Tengah, Frans Larry memutuskan menjual ginjalnya.
Frans mengaku telah dirumahkan. Kini, Frans tidak memiliki penghasilan. Dia pun mengaku, memutuskan untuk menjual ginjalnya untuk melunasi utang sebesar Rp25 juta juga untuk menafkahi keluargaanya.
"Pertama untuk ngelunasi utang karana keluarga saya dianggap remeh di lingkungan sekitar. Kedua, untuk biaya pendidikan anak-anak saya, anak saya kan ada yang sekolah di sekolah luar biasa, jadi biayanya cukup besar," katanya saat diwawancara tvOne, Jumat pagi, 8 Mei 2020.
Frans mengaku, sempat pula bekerja mencari barang rongsok bersama anaknya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Namun, hasil yang diperoleh belum bisa mencukupi segala kebutuhannya. Meski bersyukur keluarganya masih bisa makan nasi, namun Frans mengaku nasi hanya dikonsumsi tanpa lauk-pauk dan sayur.
"Buat saya, 100 rupiah saja sangat berharga. Jujur, saya masih bisa makan nasi, tapi cuma nasi saja. Terkadang nasinya digoreng, tapi tanpa sayur. Ada lagi anak saya usia 8 bulan, butuh pempers," katanya.
Ia pun mengaku, memutuskan menjual ginjal bukan untuk mencari belas kasihan agar mendapatkan bantuan. Diakuinya, keputusan menjual ginjal sempat ditentang sang istri.
"Rata-rata di kampung saya masyarakatnya bekerja menjahit. Saya pikir semua orang pasti punya masalah masing-masing. Saya cuma ngomong sama istri untuk menjual ginjal."
Frans menyadari, risiko kehilangan ginjal sangat fatal. Namun yang dia pikirkan saat ini, bagaimana dia bisa menafkahi anak istrinya. [viva]