Penelitian Inggris: Hydroxychloroquine Terbukti Tidak Memberikan Manfaat bagi Pasien Covid-19

Penelitian Inggris: Hydroxychloroquine Terbukti Tidak Memberikan Manfaat bagi Pasien Covid-19

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengobatan Covid-19 menggunakan obat anti malaria hydroxychloroquine yang dibanggakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya tidak sepenuhnya efektif.

Dari hasil sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada Kamis (7/5), hydroxychloroquine terbukti gagal menunjukkan manfaat pada pasien Covid-19.

"Kami tidak melihat adanya hubungan antara mendapatkan obat ini dan kemungkinan kematian atau diintubasi," ujar ketua peneliti, Dr Neil Schluger, seperti dilansir CNA.

"Para pasien yang mendapatkan obat itu tampaknya tidak mendapatkan hasil yang lebih baik," tambahnya.

Dari penelitian, di antara pasien yang diberi hydroxychloroquine, sebanyak 32,3 persen pada akhirnya membutuhkan ventilator, dibanding 14,9 persen pasien yang tidak diberi obat itu.

Penelitian dari New York-Presbyterian Hospital dan Columbia University Irving Medical Center mengungkapkan, hydroxychloroquine mungkin tidak akan memberi efek buruk pada pasien, namun jelas tidak membantu penyembuhan.

Hydrocxychloroquine yang digunakan untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis, juga tidak menunjukkan manfaat meski dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin.

Bulan lalu, dokter di Departemen Urusan Veteran AS melaporkan bahwa hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 dan mungkin bisa menimbulkan risiko kematian yang lebih tinggi.

Dalam studi terbaru terhadap terhadap 811 pasien yang mendapat hydroxychloroquine dan 565 tidak mengonsumsinya. Muncul hasil tingkat kematian 28 persen pada pasien yang mengonsumsi hydroxychloroquine, dan 11 persen untuk pasien yang tidak mengonsumsi obat tersebut.

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang benar-benar efektif untuk pasien Covid-19. Meski terbaru, FDA AS sudah memberikan persetujuan bagi remdesivir. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita