Oleh:Adian Radiatus
DI jalan Kebon Sirih tak jauh dari DPRD dan belakang Balaikota ada penjual nasgor alias nasi goreng kambing yang sangat populer. Pelanggannya dari warga biasa hingga kalangan pejabat, daerah dan pusat. Hebat.
Kemarin ada artikel Ahura Mazda di Facebook. Judulnya Telor Mata Sapi. Dia bilang ayam yang bertelur tapi sapi yang dapet nama.
Ini lebih dahsyat lagi nasi goreng dapat nama karena pake kambing. Tapi memang keduanya ada, nasi dan daging kambing.
Artinya KSBB atau Kolaborasi Sosial Berskala Besar yang disoal itu memiliki implikasi bagi kedua pihak. Rakyat dan sang Penolong/Pengusaha.
Mereka bertemu di 'kuali hidangan' bersama. Pemda tukang masaknya. Keren karena pasti proposional dan memuaskan olahannya.
Sang pengusaha akan dapat benefit partisipatif oleh pemprov yang karakter Gubernurnya punya kepekaan yang tinggi. Disisi lain Anies dapat legitimasi kuat dari warga untuk mengambil kebijakan yang meringankan para pengusaha tersebut.
Sekali goreng dapat dua cita rasa, nasi dan kambing. Jadi Nasi Goreng kambing adil sekali. Gak kayak sapi yang numpang nama ditelor ayam itu.
Sehingga seandainya giliran peluang PSBB dapat diakhiri lebih dini karena kesuksesan KSBB, maka semua pihak akan memiliki kegembiraan yang setara.
Tidak perlu bahasa kelas tinggi bila kita paham ini hanyalah cara menghadapi wabah Virus yang menyerang kesehatan bahkan nyawa seseorang.
Politik selalu mencoba mengail di air keruh persoalan original. Mencoba mengalihkan isyu menjadi pencarian panggung. Dosa seperti ini selalu melekat pada hater yang berjualan.
Tapi tidak apa-apa, karena Anies kabarnya juga bisa goreng nasi dan enak apalagi ditambah daging kambing asli itu. Jadi gak sabar menunggu KSBB nya.
(Pemerhati masalah perkotaan)