GELORA.CO -Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tiap daerah memperketat aturan PSBB serta memiliki target.
”Saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua, ini perlu evaluasi. Mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan dan mana yang masih kendor,” ujar Jokowi, saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (4/5).
Evaluasi itu penting agar pemerintah bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota, kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB.
Terkait ada beberapa penambahan klaster seperti pekerja migran, jemaah tablig, gowa, rembesan pemudik, dan industri, agar selalu dimonitor.
"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster," ujar Jokowi.
Ia menyebut terdapat puluhan ribu pekerja migran yang kembali dari luar negeri.
Pengawasan kepulangan pekerja migran harus menjadi perhatian. Hal itu agar tidak terjadi penularan kasus baru yang dapat memicu gelombang kedua Covid-19.
"Laporan yang saya terima sudah 89.000 yang sudah kembali dan mungkin akan bertambah 16.000, ini perlu ditangani," terang Jokowi, melalui Konferesi Video dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Tentang adanya kasus penularan virus corona di pabrik, Jokowi meminta agar diperhatikan lebih baik untuk dipastikan industri-industri yang diizinkan mana yang masih boleh beroperasi dan mana yang tidak.
Juga agar aparat terkait mengecek langsung ke lapangan, apakah pabrik telah melakukan protokol kesehatan secara ketat atau tidak. Juga apakah industri itu mendapat izin operasi d saat pandemik ini atau tidak.
Sebelumnya, Ratusan karyawan pabrik rokok PT HM Sampoerna di Surabaya Jawa Timur menjalani tes swab setelah ada dua karyawan meninggal akibat positif Covid-19 pada 24 April 2020. Pabrik pun ditutup hingga waktu yang ditentukan kemudian.
Kasus Covid-19 di Surabaya dan Jawa Timur terus bertambah seiring dengan ledakan orang-orang yang mudik atau pulang kampung dari wilayah Jabodetabek dan kegiataan keagamaan.
Klaster-klaster baru di mana terjadi penularan di antaranya klaster Pusat Grosir Surabaya, klaster tenaga kesehatan yang terhubung dengan kasus di Sidoarjo, klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, klaster penularan dari Jakarta, klaster seminar di Bogor, dan klaster penularan ibadah umrah. Terbaru adalah klaster penularan dari pabrik rokok Sampoerna(rmol)