GELORA.CO - Data resmi menunjukkan, jumlah penguburan di Jakarta pada bulan April mendekati rekor tertinggi. Ini menunjukkan, mungkin ada lebih banyak kematian akibat Covid-19 di kota itu daripada yang tercatat secara resmi.
Sebanyak 4.377 penguburan di bulan April, digabungkan dengan 4.422 penguburan pada bulan Maret, menunjukkan bahwa 2.500 orang telah meninggal dalam dua bulan terakhir daripada angka rata-rata untuk periode itu. Namun, data penguburan dari situs web taman kota dan departemen pemakaman itu, tidak mengidentifikasi penyebab kematian.
Jakarta adalah pusat penyebaran virus corona di negara terpadat keempat di dunia. Menurut pemerintah pusat, sebanyak 375 kematian akibat Covid-19 di ibukota hingga saat ini.
Secara keseluruhan, Indonesia mencatatkan 800 kematian akibat penyakit itu, kata pejabat Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, yang dilansir oleh laman arabnews.com.
Ditanya tentang angka penguburan di Jakarta, Yurianto mengatakan bahwa angka resmi untuk kematian karena virus korona hanya mencakup mereka yang meninggal setelah dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.
“Beberapa orang yang meninggal dengan gejala Covid-19, tidak diuji sama sekali, sementara yang lain mengumpulkan sampel yang salah,” kata Yurianto. Namun Dia tidak menjelaskan tentang arti sampel yang salah.
Angka penguburan bulan Maret untuk Jakarta adalah yang tertinggi sejak data tersebut mulai dikumpulkan satu dekade yang lalu. Hampir sepertiga lebih tinggi dari bulan mana pun dalam periode itu.
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengatakan pada waktu itu, “Saya kesulitan untuk menemukan alasan lain selain kematian akibat Covid-19 yang tidak dilaporkan.” Namun Anies tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar hari ini.
Angka penguburan di bulan April turun hanya sedikit meskipun banyak orang yang telah meninggalkan Jakarta, untuk pulang ke desa asal mereka pada tiga minggu pertama bulan itu.
Seorang juru bicara untuk Pemerintah Provinsi Jakarta menolak untuk menjawab pertanyaan tentang data penguburan dan jumlah orang yang telah meninggalkan kota.
“Kami tidak memiliki data harian untuk mendapatkan tren yang tepat. Namun, dikurangi migrasi keluar, itu belum melambat,” kata seorang ahli epidemiologi di Jakarta, yang minta untuk tidak diidentifikasi.
Pemerintah memberlakukan ‘lockdown setengah hati’ yang disebut Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) di Jakarta pada bulan Maret. Mereka menutup sekolah dan beberapa sektor bisnis.
Pada 24 April, perjalanan ke luar kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dilarang keras, sebagai upaya untuk mencegah lebih banyak orang yang mudik dan keluar dari wilayah Jabodetabek.
Indonesia mencatatkan 10.551 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, kata Yurianto pada hari Jumat. Namun, tinjauan Reuters terhadap data dari 16 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa minggu ini lebih dari 2.200 orang meninggal dengan gejala akut Covid-19 tetapi tidak dicatat sebagai korban penyakit ini. (*)