GELORA.CO - Cara Presiden Joko Widodo dalam menanggulangan pandemik Covid-19 berdampak buruk terhadap ekonomi rakyat Indonesia.
Hal itu dapat dilihat dari hasil Survei Nasional Covid-19 yang diselenggarakan oleh Center for Social Political Economic and Law Studies (Cespels) yang melibatkan 1.053 responden dari 34 provinsi di Indonesia.
Direktur Riset dan Pengembangan Cespels, Aman Abadi mengatakan bahwa mayoritas responden menilai cara penanggulangan yang dilakukan pemerintah pusat berdampak buruk bagi ekonomi pribadi maupun keluarga.
“Mayoritas responden menilai Covid-19 dan cara penanggulangan oleh pemerintah berdampak buruk pada ekonomi pribadi dan keluarganya sebesar 59,4 persen dan sangat buruk sebesar 26,4 persen," ujarnya Aman Abadi saat memaparkan hasil Survei Nasional bersama peneliti Cespels secara daring, Senin (11/5).
Selain itu, kata Aman, mayoritas responden menilai bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil pemerintah pusat efektif terhadap pengurangan penyebaran Covid-19.
Di mana, sebanyak 44,3 persen responden menyatakan efektif, 10,4 persen menyatakan sangat efektif dan menyatakan biasa saja sebesar 23,6 persen. Sedang yang menilai tidak efektif sebesar 13,6 persen dan sangat tidak efektif sebesar 3,5 persen.
Meskipun mayoritas responden menyatakan efektif atas kebijakan PSBB, mayoritas responden pun juga menyatakan aturan untuk tinggal di rumah sangat menganggu pendapatan.
"Mayoritas responden sebesar 48,3 persen menilai kebijakan tinggal di rumah selama PSBB itu menganggu pendapatan mereka dan sangat menganggu pendapatan responden sebesar 33,2 persen," terang Aman.
Survei Nasional ini diselenggarakan sejak 21 April hingga 3 Mei 2020 dengan melibatkan 1.053 responden di 34 provinsi di Indonesia dengan metode penelitian menggunakan metode kuantitatif.
Sedangkan teknik sampling menggunakan stratified random sampling dengan margin of error. []