GELORA.CO - Sebanyak 8 dari 15 orang anggota tim tracing Forum Komunikasi Organisasi Profesi Kesehatan (Forkopkes) Kabupaten Garut 'tumbang'. Mereka mengalami kelelahan karena hampir setiap hari harus melakukan pelacakan pasein yang melakukan kontak dengan pasien positif virus corona atau Covid-19.
“Sampai saat ini, petugas tracing timnya ya itu-itu saja. Mereka belum dapat ekstra feeding. Sudah tumbang beberapa orang. Makanya saat tracing pasien di Cisurupan sempat telat. Sebelumnya mereka di-rapid test dulu, (sakit) karena kelelahan,” ujar Ketua Forkopkes Garut, dr Edy Kusmayadi, Senin (4/5).
Untuk itu, Edy mengimbau kepada masyarakat agar bersikap jujur dalam memberikan keterangan ke petugas medis. Masyarakat juga diminta taat kepada protokol kesehatan dan aturan pemerintah.
“Masyarakat juga jangan menstigmatisasi negatif tenaga kesehatan yang melakukan tugas penanganan Covid-19. Bahkan sebaliknya, harus memberi dukungan,” kata Edy.
Selain itu, Edy juga meminta para tenaga kesehatan untuk tetap berada di garda terdepan. Selain itu, juga harus menjaga ketahanan diri serta berpedoman terhadap imbauan organisasi profesi dan standar prosedur penanganan.
Kemudian, demi melindungi para petugas medis, Edy memohon pemerintah bisa memenuhi APD yang terstandar. Terutama di setiap Puskesmas karena menjadi garda terdepan. Semua karyawan Puskesmas, lanjutnya, harus memakai APD saat memberikan pelayanan.
“No APD, no service. Kami meminta APD ini bisa tersedia. Soalnya sekarang fokusnya ke rumah sakit. Padahal Puskesmas juga membutuhkan,” tandasnya.[rmol]