GELORA.CO - Langkah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah di masa pandemik virus corona baru atau Covid-19 ini terus menuai kritik dari banyak pihak.
Belum lama ini, Kementerian Keuangan mengaku akan menggunakan pembiayaan non utang berupa dana abadi pendidikan, untuk alternatif skema guna mencukupi dana penanganan virus corona.
Selain itu, iuran BPJS Kesehatan yang naik juga turut disasar pengkritik. Pasalnya, kenaikan itu diperkirakan untuk menutupi defisit anggaran perusahaan, yang pada tahun ini mencapai Rp 13 triliun.
Hal-hal inilah yang kemudian menarik politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik berkomentar, di dalam akun Twitternya @RachlandNashidik.
Mantan Wasekjen Partai Demokrat ini menyampaikan pandanganya yang seolah terkesan kecewa dengan dua kebijakan pemerintah tersebut.
"Dana abadi pendidikan dikeruk untuk menambal defisit APBN. Iuran peserta dikerek naik untuk menambal defisit BPJS Kesehatan," cuit Rachland, Sabtu (16/5).
Dalam cuitan yang sama, dia mengambil kesimpulan, bahwa dua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu sama sekali tidak menyejahterakan rakyat.
"Artinya, akses rakyat pada pendidikan kini dikurangi. Akses rakyat pada kesehatan pun, diseleksi. Nasib publik di sebuah republik" pungkasnya. (Rmol)