Foto Rumah Bagus Dicap Keluarga Miskin di Brebes Viral, Pemilik Mundur dari PKH

Foto Rumah Bagus Dicap Keluarga Miskin di Brebes Viral, Pemilik Mundur dari PKH

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Foto-foto rumah di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, yang cukup bagus tapi dicap pilox ‘Keluarga Miskin’ Penerima Manfaat PKH, sempat viral di media sosial. Kini, sejumlah pemilik rumah itu akhirnya mengundurkan diri dari Program Keluarga Harapan (PKH).  

Informasi yang diterima PanturaPost, foto tersebut diketahui berlokasi di Desa Ciputih dan Desa Bentar Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.  

"Beberapa rumah KPM PKH sudah bagus tapi yang yang bersangkutan tidak mau mundur sebagai KPM PKH. Namun saat ini empat KPM sudah mengundurkan diri dengan membuat surat pernyataan ditandatangani yang bersangkutan," tutur Koordinator PKH Kabupaten Brebes, Fatah El Zaman, Minggu (3/5/2020). 

“Empat KPM PKH itu berasal dari Desa Ciputih dan Desa Bentar Kecamatan Salem Brebes,” tambahnya.  

Sebelumnya, lanjut Fatah El Zaman, Pendamping PKH sudah menyampaikan agar KPM PKH tersebut mundur sebagai penerima PKH. Karena, sudah dianggap mampu secara ekonomi. Bahkan sebelum dilabelisasi/disemprot cat, disampaikan lagi untuk mau mundur sebagai KPM PKH. Namun KPM PKH tersebut tetap tidak mau mundur. 

“Akhirnya rumah KPM PKH tersebut pun dilabelisasi," kata dia.

Labelisasi yang juga disaksikan kepala desa, menurutnya, untuk membuat efek malu pada KPM PKH yang sudah mampu secara ekonomi. Terbukti, banyak KPM PKH yang sudah mampu secara ekonomi, mau mundur karena merasa malu. "Atau mereka KPM PKH yang sudah mampu secara ekonomi harus viral dulu di media sosial baru mau mengundurkan diri. Semua kembali ke mental masyarakat," tegasnya.  

Hingga kini, lanjutnya, pendamping di lapangan terus melakukan assesment dan pendataan kembali terkait KPM PKH. "Kami masih lakukan pendataan, termasuk berapa yang mengundurkan diri," pungkasnya.   

Sebelumnya, Kepala Desa Ciputih, Slamet Becco, membenarkan informasi itu. Dia pun mengaku baru mengetahuinya setelah ada pelabelan keluarga miskin dengan pilox pada Rabu (29/4/2020). Salah satu rumah yang terbilang bagus tapi dicap label ‘Keluarga Miskin’ yakni milik Surya. Dia mengaku tidak mengetahui mengapa keluarganya masuk menjadi penerima manfaat PKH. 

“Saya ga tau didata atau tidak karena saya di perantauan. Mungkin awalnya, sebelum rumah begini mungkin sudah didata. Kalau rumah ini kan baru 2-3 tahun yang lalu,” katanya. 

Usai rumahnya dicap ‘Keluarga Miskin’ dia pun akhirnya memilih mundur. “Pemasangan cap ini kan saya juga tidak tahu. Kalau tahu mungkin saya pertimbangkan pantes atau tidaknya. Tapi setelah ini saya mundur,” kata Surya. 

Menurut Slamet, data penerima manfaat PKH di desanya sudah bertahun-tahun tak diperbaharui. Terakhir, ada pemutakhiran data penerima PKH pada 2010 oleh petugas pendamping dari Kecamatan Salem. 

“Pendataan ini sudah mulai 2008, kami juga menerima data udah mateng dari pusat. Pada 2010 ada pendamping PKH 2 orang Kecamatan Salem pemutakhiran data di Desa Ciputih. Namun waktu itu data yang turun masih layak menerima. Rata-rata layak menerima PKH,” kata dia, Jumat (1/5/2020). 

Setelah 10 tahun berlalu, data tersebut tidak diperbaharui. Bahkan, ketika sejumlah warga ekonominya meningkat, mereka masih jadi penerima manfaat PKH. “Salah satunya Pak Surya itu. Dia pun akhirnya mundur,” ungkapnya. 

Menurut Slamet, selain Surya, saat itu ada 30 keluarga di desanya yang akhirnya mengundurkan diri dari keluarga penerima manfaat PKH. “Dari total 300 keluarga penerima, ada 30 orang yang mundur. Itu semua atas kesadaran dan sukarela,” katanya. 

Salah satu warga yang mengundurkan diri PKH lainnya adalah Fika. Dia yang berprofesi sebagai perangkat desa setempat itu mundur karena masih banyak warga tak mampu yang lebih membutuhkan. “Saya mengundurkan atas kesadaran sendiri. Saya memang pekerjaannya perangkat desa. Tapi waktu mendapatkan PKH belum jadi perangkat,” katanya. 

Lain lagi yang dialami oleh Rina Indriati. Warga yang tergolong miskin di Desa Ciputih ini mengaku belum pernah menerima manfaat PKH dan bantuan lainnya. Dia mengaku beberapa kali didata oleh petugas, tapi bantuan tak kunjung datang.  

“Kapan ya waktu itu diminta KK sama petugas. Tapi engga tahu buat apa,” katanya. 

Sebelumnya, sekitar 250 rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes dilabelisasi sebagai warga miskin, Rabu (29/4/2020). Ratusan rumah tersebut berasal dari tiga desa yakni Desa Ciputih, Capar, dan Ganggawang. Mereka yang dilabelisasi merupakan masyarakat penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Labelisasi dilakukan oleh pihak desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita