DPRD Karawang Geram Beras Bulog Untuk Masyrakat Pecah-pecah Dan Berkutu

DPRD Karawang Geram Beras Bulog Untuk Masyrakat Pecah-pecah Dan Berkutu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Komisi II DPRD Kabupaten Karawang ikut menyoroti persoalan buruknya kualitas beras yang sudah didistribusikan ke beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karawang, Anggi Rostiana Tarmadi, meminta Bupati Karawang segera mengintruksikan dinas terkait, agar Bulog Karawang segera menarik kembali beras pecah-pecah dan berkutu yang sudah dikirim ke beberapa kecamatan tersebut.

Bahkan, Komisi II meminta agar BPKAD tidak membayar beras dengan kualitas buruk tersebut, sampai pihak Bulog menggantikan dengan beras yang memiliki kualitas lebih baik.

“Serta harus diperjelas dulu beras berkualitas premium atau medium. Karena sebelumnya kan Bupati gembar-gembornya beras premium. Masa beras premium pecah-pecah sama berkutu kayak gitu,” kata Anggi, kepada Kantor Berita RMOLJabar, Senin (11/5).

Menurut Anggi, seharusnya pemerintah mengecek terlebih dahulu kualitas beras, sebelum didistribusikan ke setiap kecamatan.

Karena di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, rakyat justru harus mendapatkan asupan makanan dan gizi berlebih. Bukan malah disuruh makan beras berkutu.

“Jangan beri makan rakyat dengan beras yang banyak kutunya. Apalagi di tengah pandemik gini masyarakat kurang mampu harus mendapat perhatian masukan gizi yang baik, agar kesehatan dan asupan gizinya tetap terjaga dengan baik,” jelasnya.

Pihaknya terus memantau persoalaan bantuan sosial untuk masyarakat, baik dari provinsi maupun dari pemkab. ia juga akan segera membahas persoalannya di internal komisi II.

Jangan sampai distribusi beras ke setiap kecamatan ini tidak mengedepankan kualitas dan malah menjadi kesempatan oknum untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

“Besok akan kita bahas lebih jauh. Karena ini nanti menyangkut kesehatan masyarakat secara langsung. Kita harus tahu dulu itu jenis beras apa dan harganya berapa,” katanya.

Lebih lanjut, dia juga mempertanyakan asal usul beras berkutu yang didistribusikan ke masyarakat tersebut.

“Kita juga perlu tahu, darimana pengadaan beras yang pecah dan berkutu ini. Apakah ini beras produk petani Karawang, atau justru dari luar daerah?” tanya dia.

Di masa pandemik Covid-19 ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam pengadaan beras untuk bansos. Aspek tersebut adalah menyelamatkan kesehatan dan kebutuhan pangan masyarakat, serta menyelamatkan ekonomi masyarakat, termasuk para petani lokal.

“Kalau kualitas berasnya bagus dan merupakan hasil dari petani lokal (Karawang), maka dua aspek tadi dapat terselamatkan,” pungkasnya. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita