GELORA.CO - Pandemi virus corona menjadi pukulan telak bagi ekonomi AS. Setidaknya, ada 26 juta warga AS yang di-PHK karena penutupan bisnis selama wabah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, platform belajar online Coursera menggratiskan 3.800 kursus bagi korban PHK selama pandemi corona. Biasanya, biaya berlangganan kursus Coursera dibanderol dengan harga 399 dolar AS atau sekitar Rp 6,1 juta per tahun.
Menurut Coursera, program kursus online ini merupakan inisiatif mereka untuk mengembangkan skill dan kemampuan pekerja korban PHK agar kembali dapat dipekerjakan.
Sebagai catatan, pengguna tidak dapat mendaftarkan dirinya secara mandiri untuk kursus gratis ini. Berdasarkan blog perusahaan, 3.800 kursus gratis ini masuk ke dalam program Coursera for Government, di mana pengguna hanya bisa didaftarkan oleh agensi pemerintah.
"Coursera, bersama dengan komunitas mitra-mitranya, siap melayani jutaan pekerja yang kehilangan pekerjaan dan akan mengalami kesulitan untuk kembali dalam ekonomi yang lambat," kata CEO Coursera, Jeff Maggioncalda kepada Forbes.
3.800 kursus online gratis yang disediakan Coursera mencakup kursus di bidang komputasi cloud, big data, teknologi yang baru muncul, machine learning, dan pelatihan khusus bisnis lainnya.
Coursera menyebut, program kursus online mereka terafiliasi dengan sejumlah perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan IBM. Mereka juga menggandeng sejumlah universitas terkemuka dunia seperti Yale University dan John Hopkins University.
Di AS, kursus online gratis Coursera bakal dinikmati lebih dulu di negara bagian Arizona, Illinois, dan Oklahoma. Perusahaan juga menyebut pemerintah Kolombia, Kosta Rika, Yunani, Malaysia, Panama, Ukraina, dan Uzbekistan telah berpartisipasi dalam program kursus online gratis ini. Coursera menyebut, program mereka masih terbuka hingga 30 September 2020 bagi pemerintah negara maupun daerah yang mau bekerja sama dengan mereka.
Kursus online untuk korban PHK juga ada di Indonesia melalui program Kartu Prakerja, yang disediakan oleh delapan platform yang terdiri dari Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.
Namun, berbeda dengan Coursera, platform belajar online yang bekerja sama dengan pemerintah tak menggratiskan kursus online mereka. Sebagai gantinya, pemerintah memberikan subsidi biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000 bagi peserta yang lolos seleksi Kartu Prakerja.
Terlepas dari adanya insentif biaya, program Kartu Prakerja menuai kritik sejak awal realisasinya. Kritik tersebut berkutat dari materi kursus yang bisa didapatkan gratis di YouTube, hingga harga kursus yang dianggap mahal.
Coursera sendiri didirikan oleh dua profesor Stanford University, Andrew Ng dan Daphne Koller, pada 2012 lalu. Layanan mereka menawarkan massive open online course (MOOC), spesialisasi, dan gelar terkait subjek pelajaran yang diambil pengguna. []