GELORA.CO - Sangat wajar jika DKI Jakarta menjadi wilayah yang paling disorot selama pandemik Covid-19 mewabah di Indonesia. Selain menjadi ibukota, alasan lainnya karena Jakarta telah menjadi epicentrum Covid-19.
Demikian yang disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (11/5).
Karena alasan tersebut, tidak bisa dipungkiri, publik pun mulai membandingkan kinerja yang dilakukan Pemprov DKI dan juga pemerintah pusat. Keduanya pun terkesan tampak saling sikut-sikutan dan kerap kali bersebrangan.
"Menurut saya polemik yang terjadi itu seharusnya ada di belakang layar. Tidak perlu muncul ke permukaan. Kenapa? Ya karena jadi kacau balau kelihatannya," ungkap Hendri Satrio, Senin (11/5).
"Yang akhirnya muncul akhirnya ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah. Terhadap pemimpinnya. Karena mereka terlihat sekali tidak kompak," sambung pria yang karib disapa Hensat ini.
Salah satu persoalan yang saat ini menjadi polemik adalah terkait bantuan sosial (Bansos). Founder lembaga survei Kedaikopi itu mempersilakan baik pusat maupun daerah jika ingin melakukan pencitraan dengan bansos. Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah kerja-kerja nyata.
"Kalau mau melakukan pencitraan dengan bansos ya silakan saja. Dilakukan sebanyak-banyaknya itu akan lebih baik buat rakyat. Tetapi kerjanya juga diperbanyak," tandasnya. (*)