GELORA.CO - Paus Fransiskus memicu kritik dari kelompok ultra konservatif ketika dirinya mengikuti doa bersama yang melibatkan penganut agama lain. Menurut mereka, Paus beribadah dengan kafir walaupun konteksnya kala itu adalah mendoakan para korban virus Corona (COVID-19).
Paus Fransiskus sendiri sudah menduga bahwa akan ada pihak yang tidak senang dengan langkahnya. Meski begitu, ia memutuskan untuk tetap lanjut mengikuti doa bersama yang berlangsung pada hari Kamis kemarin. Ia mengatakan, tidak sepantasnya dengan siapa ia berdoa dipermasalahkan.
"Kenapa kami semua tidak boleh berdoa kepada Tuhan? Masing-masing dari kami memiliki cara berdoanya sendiri. Lagipula, kami berdoa untuk semua orang, bukan untuk memusuhi satu sama lain," ujar Paus Fransiskus sebagaimana dikutip dari Reuters pada hari ini, Jumat, 15 Mei 2020.
Doa bersama yang diikuti Paus adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Dewan Persaudaraan Kemanusiaan (Committee of Human Fraternity) yang berbasis di Abu Dhabi. Dewan yang memiliki fungsi untuk menciptakan dialog antar umat beragama tersebut terdiri atas pemuka agama Islam, Yahudi, Protestan, Katolik, dan sebagainya. Kardinal dari Vatikan pun ada di dalamnya.
Pada hari Kamis kemarin, Dewan tersebut menggelar doa bersama untuk mendukung mereka yang berjuang selama masa pandemi virus Corona. Hal itu berlaku untuk pasien, petugas medis, keluarga korban, dan tak terkecuali mereka yang berjuang menemukan vaksin. Selain itu, mereka juga menggelar puasa dan melakukan kegiatan amal.
Sayangnya, kegiatan tersebut ditentang oleh kelompok ultra konservatif Katolik. Salah satunya adalah Rorate Caeli yang terkenal sangat tradisionalis. Lewat tweet-tweetnya, mereka menyebut Paus tidak seharusnya beribadah dengan kafir.
Mereka juga mengejek puasa yang diikuti oleh Paus Fransiskus. Mereka berkata, Katolik tidak seharusnya puasa pada saat ini, namun makan. Mereka melampirkan gambar meja yang penuh dengan makanan, termasuk yang berbahan dasar babi, pada tweet tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Muslim dan Yahudi tidak memakan babi.
Ejekan tersebut bukan yang pertama diterima Paus Fransiskus dari kelompok ultra konservatif. Ketika Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi Paus Fransiskus, mereka terus menyerangnya karena pemikirannya yang progressif. Paus Fransiskus sendiri memang terkenal akan sikapnya yang menekankan kasih di atas doktrin yang kaku.
Karena sudah terbiasa diejek, Paus Fransiskus tidak membalas ejekan dan kritik yang ada. Lewat tweetnya sendiri, ia berkata, "Semoga Tuhan mengampuni kita semua dan mengakhiri tragedi ini, pandemi ini, termasuk pandemi berupa kelaparan, perang, dan minimnya akses ke pendidikan. Mari kita memohon sebagai sebuah persaudaraan, bersama-sama." []