GELORA.CO - Sikap pemerintah yang baru-baru ini menekankan untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri di tengah pandemik Covid-19 dikritisi filsuf Rocky Gerung.
Pikiran republik di istana itu adalah beton (infrastruktur), beton, dan beton gitu. Setiap ada tanah kosong jadi beton, sekarang dia sibuk sendiri takut kehabisan pangan mau cetak sawah lagi itu," ucap Rocky Gerung dalam diskusi online bersama Refly Harun, Sabtu (2/5).
Menurut Rocky, sebelum adanya pandemik Covid-19, pemerintah seakan memandang sebelah mata mengenai ketahanan pangan dalam negeri. Alih-alih menguatkan dengan pengolahan sawah, pembangunan infrastruktur menjadi harga mati di pemerintahan Jokowi.
"Di Kulon Progo, sawahnya digusur jadi bandara, di Majalengka digusur juga. Sekarang mestinya bandaranya digusur bikin sawah, jangan pakai lahan gambut karena merusak lingkungan kalau dijadiin sawah. Di balik-balik otaknya," jelas Rocky.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta jajarannya untuk memperhatikan stok bahan pangan di masa pandemik Covid-19. Jokowi menyampaikan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) soal ancaman krisis pangan akibat virus corona.
Jokowi menyebut negara penghasil beras bakal mementingkan kepentingan sendiri di saat pandemik. Sehingga, ia berharap Indonesia memperhatikan betul stok pangan.
Selain itu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) juga mengimbau warga untuk menanam tanaman pangan untuk mengatasi krisis ekonomi, termasuk krisis pangan. Hal itu disampaikan oleh Staf khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo.
Antonius mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong untuk menanam lantaran bahaya krisis pangan sedang terjadi di seluruh dunia. (Rmol)