GELORA.CO - Dorongan "islah" dua tokoh bangsa antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan ekonom senior Rizal Ramli sedianya bisa dilakukan.
Apalagi dorongan tersebut berasal dari kalangan arus bawah yang berharap kedua tokoh bangsa itu memperbaiki berbagai tantangan kedepan, terutama dampak Covid-19 di tanah air.
Pengamat Politik jebolan Universitas Indonesia (UI) Ujang Komarudin menilai, kemungkinan islah antara Presiden Jokowi dan RR, sapaan karib Rizal Ramli, sangat terbuka.
Pasalnya, pemerintah saja menyatakan berdamai dengan Covid-19. Agaknya, tanpa terkecuali dengan sesama manusia. Serta, momen lebaran untuk saling berdamai antara pihak manapun dan siapapun.
"Jika Jokowi meminta masyarakat untuk berdamai dengan Corona. Maka tak ada salahnya juga Jokowi berdamai dengan RR. Dengan virus saja kita harus berdamai. Apalagi dengan sesama manusia," kata Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (26/5).
Momentum lebaran juga harusnya menjadi momentum perdamaian bagi siapapun. Bagi setiap orang. Termasuk RR dengan Jokowi," imbuhnya.
Adapun, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini, terkait dorongan islah Jokowi dan RR dari masyarakat arus bawah ini beriringan dengan derasnya isu reshuffle kabinet. Maka, hal itu merupakan kewenangan Kepala Negara.
"Tapi kalau soal, masyarakat arus bawah minta RR berdamai dengan Jokowi. Dan RR diusulkan jadi PM atau menteri utama. Itu sih hak prerogatif presiden," tutur Ujang Komarudin.
Termasuk jika ingin merombak tim ekonomi dalam Kabinet Indonesia Maju. Meskipun, masih kecil kemungkinannya jika Jokowi merombak tim ekonominya.
Jika terjadi reshuffle. Tak ada salahnya Jokowi merombak tim ekonominya di kabinet. Namun saya melihat. Jokowi tak akan merombak tim ekonomi dalam menghadapi pandemik. Alasannya, Sri Mulyani masih dibutuhkan Jokowi. Begitu juga Airlangga," demikian Ujang Komarudin.(rmol)