GELORA.CO - Seorang wanita asal China bernama Jennifer Zeng menghebohkan dunia maya dengan mengklaim bahwa Kim Jong-Un yang ada saat ini adalah palsu. Kim sempat menghilang sekitar 20 hari, tetapi telah kembali tampil ke publik pekan lalu.
Dalam analisis pribadi soal 'keaslian Kim' yang dipublikasikan lewat blog dan Twitter, Jennifer Zeng membandingkan foto lama dan foto terbaru Kim yang menurutnya menunjukkan kejanggalan.
More of old and new photos "Kim Jong-un" to compare. 更多「金正恩」新老照片對比。 pic.twitter.com/zvaMlUpTcP— Jennifer Zeng 曾錚 (@jenniferatntd) May 2, 2020
Kejanggalan pertama menurut Jennifer adalah pada gigi Kim - pada foto lama gigi pemimpin Korea Utara itu terlihat rapi, sementara pada foto terbaru giginya terlihat berantakan. Kejanggalan selanjutnya, menurut Jennifer Zheng, adalah pada rambut. Kim Jong-Un yang asli disebut memiliki rambut lebih lemas sementara Kim Jong-Un palsu memiliki rambut yang kaku.
Selanjutnya adalah Kim asli tidak memiliki tahi lalat di tangan, sementara Kim palsu memilikinya. Dan yang terakhir telinga Kim asli berbentuk agak bulat, sementara Kim palsu telinganya lebih datar.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un vakum dari hadapan publik tanpa keterangan yang jelas, ia bahkan melewatkan perayaan ulang tahun Kim Il-sung tanggal 15 April lalu di mana itu adalah hari penting di Korea Utara. Sebelum menghilang, kemunculan terakhirnya di hadapan publik adalah pada 11 April di mana ia memimpin rapat Politbiro Partai.
Menghilangnya Kim memunculkan banyak spekulasi. Media pembelot Korea Utara mengatakan Kim dirawat karena penyakit jantung akibat merokok dan obesitas, sementara bos media Hong Kong mengeluarkan klaim lebih ekstrem yang menyebut Kim telah meninggal.
Di sisi lain, satelit milik Amerika Serikat menangkap gambar kereta kenegaraan Kim di daerah pantai Wonsan - memunculkan spekulasi bahwa ia beristirahat di sana.
Kim Jong-Un sendiri kembali muncul pada Jumat (1/5) dalam acara peresmian pabrik pupuk di kota Sunchon. Saat itu ia didampingi adiknya, Kim Yo Jong, dan sejumlah pejabat Korea Utara.[]