Ahli Penyakit Menular AS: Indonesia Harus Tetap Waspada, Kondisi Normal Tidak Bisa Dicapai dalam 1 Bulan

Ahli Penyakit Menular AS: Indonesia Harus Tetap Waspada, Kondisi Normal Tidak Bisa Dicapai dalam 1 Bulan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pemerintah Federal Amerika Serikat telah menyelesaikan panduan aturan diam di rumah pada pekan ini. Sejak beberapa hari kemarin, aktivias warga sudah terlihat.

Bar dan toko kue sudah membuka kedainya. Begitu juga dengan suparsmarket, pusat kebugaran, dan beberapa industri lainnya. Bahkan, Texas, negara bagian terbesar kedua yang memiliki angka kasus sebanyak 32.000 juga telah menyudahi aturan lockdown, seperti dikutip dari unggahan VOA.  

Beberapa lokasi masih memutuskan aturan lockdown. Meski gelombang protes bermunculan di berbagai negara bagian lain untuk segera membuka kegiatan perekonomian, tetapi jika melihat berbagai poling menunjukkan 58 sampai 81 persen warga Amerika mendukung perpanjangan perintah tinggal di rumah, setidaknya untuk saat ini.

Berbagai model prediksi wabah virus corona yang dirilis pusat pencegahan penyakit menular AS menunjukkan total korban wabah ini bisa mencapai 100 ribu hingga 150 ribu jiwa sampai bulan Mei.

Untuk menghindari wabah virus corona seperti Amerika Serikat, Indonesia perlu menekankan pentingnya kesadaran diri untuk tetap tinggal di rumah, tidak bepergian dan tetap menjaga kebersihan. Terlepas dari kebijakan-kebijakan yang diambil maupun tidak diambil pemerintah pusat dan pemerintah daerah masing masing.

Kesadaran diri ini penting mengingat jutaan warga Indonesia menyatakan akan tetap mudik di tengah pandemik.

Ahli penyakit menular Universitas George Washington, Dokter Laura Guay berpendapat, kondisi normal tidak bisa dicapai dalam waktu satu bulan. Baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia.

"Melihat kondisi banyak negara saat ini, kemungkinan keadaan kembali membaik dalam satu bulan akan sangat sulit. Di Amerika Serikat, Paskah adalah hari raya besar yang telah lewat. Orang-orang berharap mereka bisa mengunjungi keluarga, bisa beribadah ke gereja, tapi kenyataannya Paskah dirayakan secara virtual," ujar Laura Guay dalam unggahan video VOA.

Hal ini kontras dengan riset Universitas Teknologi dan Desain Singapura yang menyatakan wabah corona di AS berakhir 97 persen di akhir bulan Mei, sementara di  Indonesia pada pertengahan Juni.

"Saya pikir, tanggal yang presisi seperti itu sangat berbahaya. Karena  satu-satunya cara untuk mengetahui kapan kondisi akan membaik adalah ketika sudah terlihat perubahan pada kurva dan data," tegas Laura.

Namun, saat ini ia pesimis melihat kurva masih tinggi.

"Tapi saat ini di mana kurva dan data masih meningkat dan tidak ada cara untuk mengetahui tanggal wabah ini berakhir. Tidak ada yang bisa memprediksi hal itu," katanya.

Satu hal yang membuat keadaan tidak membaik adalah penyebaran virus ini. Dan satu hal yang pasti, yang mempercepat penyebaran virus ini adalah orang-orang itu sendiri. Mereka berkumpul, tidak mengindahkan aturan social distancing, katanya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita